Masih ingatkah kamu dengan kasus plagiarisme penyanyi trot asal Korea Selatan, Hong Jin Young? Mari kita kilas balik sejenak. Dilansir dari Kompas.com (24/12/2020), HJY adalah lulusan pendidikan pascasarjana Chosun University pada tahun 2009 dengan tesisnya yang berjudul “Research Regarding Cultural Content Industry Trends Through the Korean Wave”.
Rumor plagarisme muncul ketika anonim menguji tesis HJY menggunakan situs ulasan plagiarisme Copy Killer. Ulasan Copy Killer menunjukkan bahwa tesis HJY mencatat skor plagiarisme sebesar 74%. Menurut laporan media Kukmin Illbo, dari 556 kalimat dalam tesis HJY, Copy Killer mendeteksi 124 kalimat dengan lebih dari enam kata yang cocok dengan sumber lain serta 365 kalimat diduga hasil dijiplakan.
Pihak agensi HJY menyatakan bahwa sistem Copy Killer baru diterapkan pada tahun 2015 sehingga tesis yang dibuat pada tahun 2009 kemungkinan adanya kesamaan sangat tinggi. Menanggapi isu yang beredar, penyanyi HJY akhirnya merilis permintaan maaf dan mengakui tudingan terhadapnya.
Setelah mengadakan rapat, komite dari Chosun University memutuskan bahwa tesis HJY benar merupakan hasil jiplakan. Atas dasar tersebut, Chosun University kemudian memproses administrasi untuk membatalkan gelas magister HJY. Sangat disayangkan bukan? Mengejar gelar magister tidak hanya menguras pikiran tetapi juga waktu dan biaya pastinya. Namun, gelar itu raib dalam satu malam karena satu kesalahan yang fatal.
Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa untuk tahu cara menghindari plagiarisme agar tidak tertimpa nasib yang serupa.
Baca juga: 4 Aturan Penggunaan Tanda Baca Ellipsis Mungkin Belum Kamu Tahu, yuk Simak!
Konsekuensi Plagiarisme di Indonesia
Hal-hal mengenai plagiarisme tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Adapun sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat, secara berurutan dari yang paling ringan sampai paling berat, yaitu:
- Teguran.
- Peringatan tertulis
- Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
- Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa.
- Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
- Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
- Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program.
Sementara itu, sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang terbukti melakukan plagiat secara berurutan dari yang paling ringan sampai paling berat, yaitu:
- Teguran.
- Peringatan tertulis.
- Penundaan pemberian hak dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
- Penurunan pangkat dan jabatan akademik/fungsional.
- Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/profesor/ahli peneliti utama bagi yang memenuhi syarat.
- Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
- Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
- Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
Baca selengkapnya disini.
Setelah mengetahui sanksi-sanksi yang bisa dikenakan kepada pelaku plagiarisme, tidak salah apabila kamu penasaran tentang bagaimana cara menghindari plagiarisme? Tentu kamu tidak ingin menjadi salah satu dari penerima sanksi plagiat bukan? Makanya, simak informasi ini dengan seksama.
Cara Menghindari Plagiarisme
Saat ini ada banyak mesin pendeteksi plagiat yang bisa digunakan oleh siapapun untuk mengecek originalitas suatu karya tulis. Jadi, pastikan kamu memperhatikan cara-cara menghindari plagiarisme berikut agar kamu semakin percaya diri dengan karya sendiri.
1. Kerjakan Tulisan Sedini Mungkin
Mengerjakan tulisan sedini mungkin membuat kamu memiliki cukup waktu untuk melakukan riset dan menulis ulang. Jika kamu menunda-nunda pengerjaannya, maka tulisan kamu akan semakin pendek akibat minim referensi. Selain itu, kamu juga akan menjadi terburu-buru dan tertekan karena kehabisan waktu. Akibatnya, semakin besar kemungkinan kamu membuat kesalahan atau melupakan detail-detail penting tulisan.
2. Cantumkan Sumber dengan Tepat
Mencantumkan sumber sitasi dan referensi adalah hal paling dasar yang harus dipahami dalam pembuatan karya tulis. Perlu diketahui bahwa pencantuman sitasi dan referensi bertujuan untuk memberikan kredit kepada pemilik ide atau argumentasi yang kamu gunakan untuk mendukung tulisan kamu. Setiap perguruan tinggi biasanya memiliki standar pencantuman sitasi dan referensi masing-masing. Penting bagi kamu, khususnya mahasiswa mengetahui standar pencantuman sitasi dan referensi apa yang digunakan di tempat kuliah serta bagaimana cara membuatnya dengan baik dan benar.
3. Baca Ulang
Luangkan waktu untuk melakukan proofreading atau membaca ulang tulisan untuk mendeteksi kesalahan format, tata bahasa, ejaan, dan tanda baca. Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa semua sumber telah dicantumkan dengan baik sehingga terhindar dari plagiarisme.
4. Kutipan
Salah satu cara paling mudah untuk menghindari tuduhan plagiarisme adalah dengan menggunakan kutipan langsung. Kutipan langsung adalah kutipan yang ditulis langsung menggunakan kalimat yang sama persis dengan kalimat aslinya.
Contoh kutipan langsung:
“Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara” (Keraf, 1983: 3).
5. Lakukan Parafrasa
Parafrasa adalah proses menulis ulang ide atau informasi dari sebuah sumber dengan menggunakan kata-kata sendiri tetapi tidak mengubah maknanya. Tahukah kamu, parafrasa adalah cara paling ampuh untuk menurunkan skor plagiat. Cobalah menulis ulang informasi menggunakan pilihan kata baru atau sinonim. Namun, perlu dicatat bahwa walaupun sudah melakukan parafrasa, sitasi dan referensi wajib dicantumkan, terutama jika menulis ulang ide atau gagasan orang lain.
6. Berikan Nilai Tambah
Nilai tambah dimaksudkan adalah memasukkan wawasan dan sudut pandang penulis sendiri ke topik bahasan. Nilai tambah ini menunjukkan bahwa penulis telah melakukan riset mendalam dan analisis akurat terhadap topik yang dibahas. Jadi, jangan hanya bergantung pada informasi yang sudah tersedia.
7. Gunakan Alat Pemeriksa Plagiarisme
Memerikan skor plagiarisme menggunakan aplikasi khusus adalah suatu keharusan saat ini. Alat pemeriksa plagiarisme akan menunjukkan seberapa original tulisan kamu. Berikut adalah beberapa alat dan situs yang bisa kamu kunjungi untuk melakukan pemeriksaan plagiarisme:
- Unicheck
- Scribbr
- Grammarly
- PlagScan
- Quetext
- Plagramme
Apabila kamu memiliki dana lebih, gunakanlah Turnitin untuk mendapatkan hasil pemeriksaan lebih akurat. Turnitin sudah dipercaya oleh banyak perguruan tinggi sebagai aplikasi standar untuk memeriksa skor plagiarisme. Namun, jika kamu tidak memiliki cukup dana untuk mengakses Turnitin, kamu bisa menggunakan jasa cek Turnitin yang menjadi langganan mahasiswa.
8. Langsung Tulis Daftar Pustaka
Tips terakhir cara menghindari plagiarisme adalah dengan mencantumkan langsung daftar pustaka saat melakukan penelitian atau penulisan. Saat kamu menggunakan referensi pada tulisan, segera tambahkan ke daftar pustaka. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan adanya kemungkinan lupa mencantumkan beberapa sumber.
Baca juga:
- 7 Situs serta Aplikasi Pembuat Daftar Pustaka dan Sitasi Bagi Mahasiswa
- Cara Mudah Membuat Daftar Pustaka di Microsoft Word
Nah, demikianlah informasi singkat tentang cara menghindari plagiarisme. Tips di atas akan sangat berguna ketika kamu harus menyusun skripsi maupun karya tulis akademis lainnya. Dengan memahami hal-hal di atas artinya kamu sudah selangkah lebih berwawasan mengenai standar penulisan akademis.
Baca juga: Apa itu Turnitin? Pengertian, Manfaat, dan Fiturnya
Leave a Reply