Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa adalah sarana atau alat untuk menyampaikan informasi kepada khalayak, dengan mengggunakan alat-alat komunikasi. Seperti koran, radio, televisi, sosial media, dan sarana komunikasi lainnya.
Komunikasi massa memiliki beberapa ciri atau karakteristik khusus. Bedasarkan buku Pengantar Komunikasi Massa (2015). Berikut dibawah ini adalah tujuh ciri-ciri komunikasi massa menurut para ahli. Simak yuk!
7 Ciri-ciri Komunikasi Massa Menurut para Ahli
1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga
Dalam komunikasi massa komunikator bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Di dalam sebuah sistem ada interdependensi, artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi, dan berinterdependensi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur akan memengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Eksistensi kesatuan (totalitas) dipengaruhi oleh komponen-komponennya, sebaliknya eksistensi masing-masing komponen dipengaruhi oleh kesatuannya.
Dengan demikian dalam sistem sebagai sebuah lembaga dalam komunikasi massa ada beberapa unsur yang membentuk sesuatu akhirnya disebut sebagai lembaga. Sementara itu, antara unsur dalam lembaga ada kerja sama satu sama lain. Tidak bekerjanya satu unsur akan menyebabkan tidak bekerjanya unsur yang lain. Oleh karena itu, berbagai unsur tenebut saling melengkapi, bekerja sama satu sama lain sehingga sempurnalah sesuatu dikatakan sebagai lembaga.
Di dalam komunikasi massa, komunikator merupakan lembaga media massa itu sendiri. Itu artinya, komunikatornya bukan orang per orang seperti seorang wartawan misalnya, Wartawan merupakan salah satu bagian dari sebuah lembaga. Wartawan sendiri bukan seorang komunikator dalam komunikasi massa, la adalah orang yang sudah terinstitusikan/dilembagakan (institutionalized person). Artinya, berbagai sikap dan perilaku wartawan sudah diatur dan harus tunduk pada sistem yang sudah diciptakan dalam saluran komunikasi massa tersebut.
- Baca Juga : 10 Fungsi Komunikasi Massa Menurut para Ahli
- Baca Juga : 3 Teori Efek Komunikasi Massa Menurut para Ahli
2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen
Penerima pesan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen atau beragam. Artinya komunikan atau penerima pesan dalam komunikasi massa itu beragam. Mulai dari pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pekerjan, agama dan kepercayaan yang berbeda atau tidak sama. Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan sebagai berikut.
- Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat.
- Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Di samping itu, antar individu itu tidak berinteraksu satu sama lain secara langsung.
- Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
Dari karakteristik Blumer tersebut, terlihat semakin jelas sifat heterogen yang melekat pada diri komunikan dalam komunikasi massa.
3. Pesannya Bersifat Umum
Pesan-pesan dalam komunikasi masa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja untuk golongan tertentu.
Kita bisa melihat televisi, misalnya. Karena televisi ditujukan untuk dinikmati oleh orang banyak, pesannya harus bersifat umum. Misalnya dalam pilihan kata-katanya, sebisa mungkin memakai kata-kata populer bukan kata-kata ilmiah. Sebab, kata ilmiah merupakan monopoli kelompok tertentu. Meskipun di dalam televisi dikhususkan untuk kalangan tertentu (misalnya program acaranya), televisi perlu menyediakan acara lain yang sifatnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak kehilangan ciri khasnya sebagai saluran komunikasi massa.
4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah
Pada proses komunikasi massa, komunikasinya berlangsung satu arah. Jika kita melihat dalam media cetak seperti koran, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bisa langsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita itu melalui rubik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memveri konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).
Dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat dan semakin beragam. Bukankah komunikasi bisa dilakukan dengan dua arah? misalnya acara kuis di program televisi, atau siaran langsung bersama di sosial media. Memang benar kedua kasus diatas adalah komunikasi dua arah. Namun, kasus tesebut tidak dapat dikatakan sebagai alasan bahwa dalam komunikasi massa juga bisa terjadi komunikasi dua arah. Komunikasi dua arah hanya berlangsung pada pihak penelepon dan pembawa acara jika dalam kasus program siaran kuis televisi. Sedangkan dalam siaran lansgung di sosial media pun, hanya berlangsung dengan satu audience, bukan kepada seluruh audience.
- Baca Juga : Beginilah Perkembangan Media Massa di Indonesia
- Baca Juga : 7 Teori Media Massa Menurut para Ahli
5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Inilah salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya. Bahwa dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Bersamaan tentu juga bersifat relatif. Majalah atau media sebagai contohnya. Surat kabar bisa dibaca di tempat terbit pukul 5 pagi, tetapi di luar kota baru pukul 6 pagi. Ini masalah teknis semata. Namun, harapan komunikator dalam komunikasi massa, pesan tetap ingin dinikmati secara bersamaan oleh para pembacanya. Tidak terkecuali bahwa pesan tersebut (lewat surat kabar) disebar (didistribusikan oleh media cetak secara bersamaan pula.
Keserempakan ini sangat terasa kalau kita mengamati media komunikasi massa lain seperti internet. Melalui perantaraan media ini, pesan akan lebih cepat disiarkan. Seperti contohnya pertandingan sepak bola yang semisalnya disiarkan pada hari minggu dini hari, kini sudah bisa dinikmati di internet beberapa jam kemudian. Televisi baru menyiarkannya paling cepat jam 6 pagi ketika stasiun itu mengudarakan siaran berita. Sedangkan surat kabar pagi jelas tidak mungkin dan baru keesokan paginya (hari Senin) bisa menyiarkannya.
6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan
Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya, sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau ekeltronik). Televisi disebut media massa yang kita bayangkan saat ini tidak akan lepas dari pemancar. Begitu juga dengan radio, sangat membutuhkan stasiun pemancar atau relay. Di dalam media surat kabar, dengan SCJJ, peran satelit juga tidak dapat dianggap enteng. SCJJ tidak akan terlaksana tanpa bantuan peralatan teknis seperti halnya satelit. Meskipun ada peralatan teknis lain yang sifatnya lebih sederhana, seperti mesin cetak. Untuk saat ini, peralatan teknis semakin kompleks seperti yang dimiliki oleh jaringan internet. Dalam jaringan internet, disamping dibutuhkan data sebagai bahan dalam internet. Dibutuhkan juga perangkat komputer, telepon, dan jaringan satelit untuk memudahkan pengiriman pesan.
7. Komunikasi Massa dikontrol oleh Gatekeeper
Gatekeeper atau yang sering disebut penapis informasi/ palang pintu/penjaga gawang. Mereka adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Kemudian, gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Sosok gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film/surat kabar/buku, manajer pemberitaan, kameramen, sutradara, dan lembaga sensor film. Semuanya memengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan-pesan dari media massa masing-masing. Selain itu, Gatekeeper ini juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis, menambah data, dan mengurangi pesan-pesannya. Intinya, gatekeeper merupakan pihak yang ikut menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai tujuh ciri-ciri komunikasi massa menurut para ahli. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa komen dibawah ya!
- Baca Juga : 9 Model Komunikasi Massa Menurut para Ahli
- Baca Juga : Begini 5 Bentuk Komunikasi dalam Public Relation
Leave a Reply