Setiap manusia tentunya harus memiliki motivasi yang ada pada dirinya. Karena motivasi tersebut yang akan membantunya untuk bersemangat menjalani aktivitas sehari-hari. Seperti belajar, bekerja, maupun kegiatan-kegiatan positif lainnya.
Secara sederhana motivasi dapat diartikan sebagai suatu perangsang keinginan dan daya penggerak diri. Daya penggerak ini akan membantu mendorong kemauan seseorang dalam melakukan suatu hal. Dalam ranah pekerjaan motivasi ini sangat diperlukan bagi setiap pekerja di suatu perusahaan. Karena motivasi ini berperan penting bagi tinggi maupun rendahnya produktivitas perusahaan.
Selanjutnya, motivasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, lho. Berdasarkan sumber buku Komunikasi Organisasi Lengkap (2014). Berikut dibawah ini penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. Simak yuk!
Baca Juga : Ciri-ciri Motif Individu dalam Menemukan Motivasi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan faktor ekstern yang berasal dari karyawan.
1. Faktor Intern
Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain.
Keinginan untuk dapat hidup
Dalam hal ini, keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup di muka bumi ini. Untuk mempertahankan hidup ini orang mau mengerjakan apa saja. Apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau haram dan sebagainya. Misalnya, untuk mempertahankan hidup manusia perlu makan dan untuk memperoleh makan ini. Manusia mau mengerjakan apa saja hasilnya dapat memenuhi kebutuhan untuk makan. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk:
- Memperoleh kompensasi yang memadai,
- Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu memadai,
- Kondisi kerja yang aman dan nyaman.
Keinginan untuk dapat memiliki
Yakni, keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki itu dapat mendorong orang untuk mau bekerja. Contohnya keinginan untuk dapat memiliki sepeda motor dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan.
Keinginan untuk memperoleh penghargaan
Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status sosial yang lebih tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya. Kemudian untuk memperoleh uang, itu pun ia harus bekerja keras. Jadi, harga diri, nama baik, kehormatan yang ingin dimiliki itu harus diperankan sendiri. Mungkin dengan bekerja keras memperbaiki nasib, mencari rezeki. Sebab status untuk diakui sebagai orang yang terhormat tidak mungkin diperoleh bila yang bersangkutan termasuk pemalas. Tidak mau bekerja dan sebagainya.
Keinginan untuk memperoleh pengakuan
Bila kita perinci, maka keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal-hal, sebagai berikut.
- Adanya penghargaan terhadap prestasi,
- Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak,
- Pimpinan yang adil dan bijaksana,
- Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat.
Keinginan untuk berkuasa
Dengan adanya keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. Kadang-kadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji. Tetapi cara-cara yang dilakukannya itu masih termasuk bekerja juga. Apalagi keinginan untuk berkuasa atau menjadi pimpinan itu dalam arti positif. Yaitu ingin dipilih menjadi ketua atau kepala. Tentu sebelumnya si pemilih telah melihat dan menyaksikan sendiri bahwa orang itu benar-benar mau bekerja. Sehingga ia pantas untuk dijadikan penguasa dalam unit organisasi atau kerja.
Walaupun kadar kemampuan kerja itu berbeda-beda untuk setiap orang. Namun pada dasarnya ada hal-hal yang umum yang harus dipenuhi untuk terdapatnya kepuasaan kerja bagi para karyawan. Karyawan akan dapat merasa puas bila dalam pekerjaan terdapat:
- Hak otonomi,
- Variasi dalam melakukan pekerjaan,
- Kesempatan untuk memberikan sumbangan pemikiran,
- Kesempatan memperoleh umpan balik tentang hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
2. Faktor Ekstern
Selain dari faktor internal, faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam memotivasi kerja seseorang. Dalam hal ini faktor ekstern itu adalah, sebagai berikut.
Kondisi lingkungan kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan. Yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Selanjutnya lingkungan kerja ini meliputi tempat bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan. Serta ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat tersebut.
Selain itu, lingkungan kerja yang baik dan bersih, mendapat cahaya yang cukup, bebas dari kebisingan, dan gangguan. Jelas akan memotivasi tersendiri bagi para karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Akan tetapi lingkungan kerja yang buruk, kotor, gelap, pengap, lembab dan sebagainya akan menimbulkan cepat lelah dan menurunkan kreativitas. Oleh karena itu, pimpinan perusahaan yang mempunyai kreativitas tinggi akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi para karyawan.
Kompensasi yang memadai
Dalam hal ini, kompensasi merupakan sumber penghasilan utama bagi para karyawan untuk menghidupi diri beserta keluarganya. Selanjutnya, kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan. Untuk mendorong para karyawan bekerja dengan baik. Sedangkan kompensasi yang kurang memadai akan membuat mereka kurang tertarik untuk bekerja keras, dan memungkinkan mereka bekerja tidak tenang. Dari sini jelaslah bahwa besar kecilnya kompensasi sangat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan.
Supervisi yang baik
Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, membimbing kerja para karyawan. Agar dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian, posisi supervisi sangat dekat dengan para karyawan, dan selalu menghadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Bila supervisi yang dekat para karyawan ini menguasai liku-liku pekerjaan dan penuh dengan sifat-sifat kepemimpinan. Maka suasana kerja akan bergairah dan bersemangat.
Akan tetapi mempunyai supervisor yang angkuh mau benar sendiri. Tidak mau mendengarkan keluhan para karyawan. Tentunya akan menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakkan dan dapat menurunkan semangat kerja. Dengan demikian peranan supervisor yang melakukan pekerjaan supervisi amat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan.
Adanya jaminan pekerjaan
Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan. Kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan karir yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Mereka bekerja bukannya untuk hari ini saja. Tetapi mereka berharap akan bekerja sampai tua cukup dalam satu perusahaan saja. Tidak usah sering kali pindah.
Hal ini akan dapat terwujud bila perusahaan dapat memberikan jaminan karir untuk masa depan. Baik jaminan akan adanya promosi jabatan, pangkat maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Sebaliknya, orang-orang akan lari meninggalkan perusahaan bila jaminan karier ini kurang jelas dan kurang diinformasikan kepada mereka.
Status dan tanggung jawab
Kedudukan atau status dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Mereka bukan hanya mengharapkan kompensasi semata. Namun pada suatu masa mereka juga berharap akan dapat kesempatan menduduki jabatan dalam suatu perusahaan. Dengan menduduki jabatan. Orang merasa dirinya akan dipercaya diberi tanggung jawab dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Jadi status dan kedudukan merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan sense of achievement dalam tugas sehari-hari.
Peraturan yang fleksibel
Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan sistem dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh seluruh karyawan. Sistem dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur. Serta melindungi para karyawan. Semua ini merupakan aturan main yang mengatur hubungan kerja antara karyawan dan perusahaan. Termasuk hak dan kewajiban para karyawan, pemberian kompensasi, promosi, mutasi dan sebagainya.
Oleh karena itu biasanya peraturan bersifat melindungi dan dapat memberikan motivasi para karyawan untuk bekerja lebih baik. Hal ini terlihat dari banyak perusahaan besar yang memberlakukan sistem prestasi kerja. Dalam memberikan kompensasi kepada para karyawannya, yang penting semua peraturan yang berlaku dalam perusahaan itu perlu diinformasikan sejelas-jelasnya kepada para karyawan. Sehingga tidak lagi bertanya-tanya, atau merasa tidak mempunyai pegangan dalam melakukan pekerjaan.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bertindak. Semoga artikel ini bermanfaat. Jangan lupa berikan saran atau tanggapanmu di kolom komentar, ya!
Baca Juga : Begini Pengaruh Komunikasi terhadap Prilaku Organisasi
Leave a Reply