Tanggal:22 November 2024

Kenali Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), Contoh dan Upaya Menyikapinya

Seiring peningkatan dalam penggunaan teknologi digital, kekerasan berbasis gender pun ikut meningkat. Berbagai bentuk kekerasan berbasis gender online (KBGO) kini gencar berseliweran di jagat maya. Seperti tindak kekerasan lainnya, KBGO ini termasuk tindak kriminal yang merugikan gender tertentu, terutama perempuan.

Kursus belajar TOEFL online Vocasia

Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan yang dirilis pada 5 Maret 2021, terdapat  940 kasus KBGO dari sebelumnya 281 kasus sepanjang 2020. Meskipun ruang lingkup interaksi di masa pandemi semakin terbatas secara ruang, tetapi bentuk kekerasan seksual tetap terjadi dalam bentuk online, seperti komentar seksis, serta penyebaran video, dan foto tanpa izin.

Perlu diketahui, bahwa KBGO ini merupakan isu serius yang bisa menimpa siapa saja, dan memiliki dampak luar biasa bagi korban. Itu karena efek buruk cyber harassment pada korban memiliki sejumlah dampak, di antaranya, terganggunya kesehatan mental, merasa tertekan, munculnya depresi, trauma, takut untuk bersosialisasi, hingga merasa putus asa dan keinginan bunuh diri.

Lantas, apa definisi dari KBGO itu? Bagaimana contoh dan upaya menyikapinya? Yuk simak di bawah ini, agar ketika kekerasan ini terjadi kepadamu atau orang di sekitarmu, kamu tahu sikap apa yang harus diambil dalam menanganinya.

Baca juga: Cybercrime: Pengertian, Jenis dan Contoh

Mengenal Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)

Mengenal Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Sumber: pexels.com

Kekerasan berbasis gender online (KBGO) adalah kekerasan yang diarahkan terhadap seseorang berdasarkan identitas gender mereka. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menyebutkan bahwa kasus KBGO terus meningkat setiap tahunnya, termasuk selama pandemi COVID-19.

Berdasarkan Riset Association for Progressive Communications (APC) ada tiga kelompok orang yang paling berisiko mengalami KBGO. Di antaranya ialah seseorang yang terlibat hubungan intim, kelompok profesional yang terlibat dalam ekspresi publik (aktivis, jurnalis, penulis, peneliti, musisi, hingga aktor), serta penyintas dan korban penyerangan fisik.

Menurut Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Mariam F. Barata, banyak kasus KBGO disebabkan oleh data pribadi yang tersimpan di internet. Lebih lanjutnya, menurut Mariam KBGO juga dapat disebabkan oleh:

  • Serangan siber;
  • Human error atau negligent insider;
  • Outsourcing data ke pihak ketiga;
  • Perbuatan orang dalam yang dilakukan secara sengaja;
  • Kegagalan sistem;
  • Rendahnya kepedulian (awareness);
  • Ketidakpedulian dengan kewajiban regulasi.

Baca juga: Kenali Apa Itu Cyberbullying dan Cara Tepat Mengatasinya

Contoh Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)

Contoh Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Sumber: pexels.com

Berikut di bawah ini merupakan beberapa contoh kekerasan berbasis gender online yang bisa kamu waspadai.

  • Mengakses, menggunakan, memanipulasi dan menyebarkan data pribadi, foto atau video, serta informasi dan konten pribadi tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan individu yang bersangkutan.
  • Doxing atau menggali dan menyebarkan informasi pribadi seseorang, kadang-kadang dengan maksud untuk memberikan akses untuk tujuan jahat lainnya, misal pelecehan atau intimidasi di dunia nyata.
  • Mencuri identitas dan impersonasi, misalnya berpura-pura menjadi orang tersebut dan membuat gambar atau postingan yang berpotensi merusak reputasi orangnya serta membagikannya secara publik.

Baca juga: Apa Saja Dampak Perkembangan TIK?

Upaya Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO)

Upaya Menyikapi Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO). Sumber: pexels.com

SAFEnet merekomendasikan enam langkah penting untuk melindungi data pribadi kamu dari potensi kejahatan dunia maya, apa pun itu bentuknya.

1. Pisahkan akun privasi dengan akun publik

Gunakan beberapa akun untuk memisahkan hal-hal yang bersifat personal dan hal-hal yang dirasa layak dibagikan ke publik. Hal ini dilakukan untuk melindungi diri dan hal-hal sensitif yang bersifat pribadi, sehingga meminimalisir kemungkinan penyalahgunaan informasi.

2. Atur dan cek ulang pengaturan privasi akun jejaring sosial

Sesuaikan pengaturan privasi di akun-akun pribadi sesuai dengan keinginan atau preferensi kenyamanan. Seperti mem-private akun, menyertakan atau tidak menyertakan nama lengkap, foto, nomor hp, maupun lokasi.

3. Pastikan password kuat dan jaga kerahasiaannya

Buat atau gantilah password akun atau jejaring sosial dengan bijaksana. Seperti mempertimbangkan tingkat kesulitan yang melibatkan panjang atau pendeknya password, mengandung kombinasi angka, huruf kapital, maupun simbol. Dan tidak lupa untuk menyimpan password tersebut dengan teliti dan memastikan tidak ada yang dapat menemukan, menebak, atau mengaksesnya. Guna menghindari diri dari peretasan dan penyalahgunaan akun.

4. Bijaksana dengan penggunaan aplikasi pihak ketiga

Ada baiknya untuk menghindari berbagai jenis aplikasi pihak ketiga yang tidak mencantumkan dengan jelas terms of policy, atau kebijakan terkait pengambilan dan penggunaan data pribadi yang dicantumkan. Pastikan untuk menggunakan aplikasi pihak ketiga dengan developer yang memiliki cukup banyak reputasi yang baik dan terpercaya.

5. Hindari berbagi atau share lokasi pada waktu nyata

Lokasi pada waktu nyata atau real time location sangatlah vital dan dapat membahayakan sebab siapa saja dapat melacak keberadaanmu dan tempat mana sajakah yang sering dikunjungi. Sehingga menjadi pintu lebar untuk para pelaku tindak kriminal untuk melakukan tindak kejahatan.

6. Berhati-hati dengan link atau URL yang janggal

Bijaksana dalam menentukan link atau URL mana yang berasal dari website ternama atau aman bagi perangkat atau gadget haruslah sangat diperhatikan. Sebab tidak sedikit tersebar link atau URL yang menyesatkan dan mengarahkan pengguna internet ke situs-situs berbahaya atau jahat yang dapat mencuri data pribadi tanpa disadari.

Baca juga: Selalu Waspada! Ini Dia 5 Cara Mencegah Kekerasan Seksual Pada Perempuan

Lalu, apa yang harus dilakukan jika kamu menjadi salah satu korban KBGO? Berdasarkan Buku Panduan Memahami dan Menyikapi KBGO oleh SAFEnet, pertama, berusaha untuk mendokumentasikan hal yang terjadi pada diri. Hal ini akan membantu saat proses penyelidikan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.

Kedua, memantau situasi yang sedang dihadapi. Memantau situasi yang sedang berlangsung dan memutuskan cara-cara aman untuk melindungi diri dapat meminimalisasi dampak yang akan terjadi karena biasa terjadi pada beberapa orang yang mengalami KBGO sulit untuk mendokumentasikan kejadiannya.

Ketiga, mencari bantuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghubungi individu lain, lembaga, organisasi, maupun institusi yang terpercaya. Salah satunya terdapat layanan pengaduan Komnas Perempuan. Langkah keempat, yakni melaporkan dan memblokir pelaku sehingga pelaku tidak dapat bersinggungan kembali dengan korban maupun orang lain.

Nah, Itulah penjelasan seputar kekerasan berbasis gender online (KBGO). Apabila kamu mengalaminya, maka dokumentasikan hal-hal yang terjadi, pantau situasi yang dihadapi. Jangan takut untuk menghubungi bantuan dari individu, lembaga atau organisasi terpercaya seperti Komnas Perempuan, LBH Apik, dan lainnya. Kemudian lapor dan blokir pelaku dari platform online yang digunakan. Semoga informasi ini bermanfaat dan tetap waspada yah!

sukses wawancara - personal development

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *