Posisi PR (public relation) dalam organisasi mencakup aspek fungsi dan peran. Sesuai fungsinya, PR tidak boleh lalai dalam menangani kepentingan publik. Kelalaian akan berakibat fatal dan menjadi bumerang bagi upaya menggalang dan membangun citra organisasi. Berkaitan dengan peran praktisi PR diposisikan sebagai seorang ahli dan penasihat bagi pemimpin organisasi.
Baca Juga | Apa itu Massa, Publik, dan Bagaimana Kepentingan Publik dibentuk?
Di dalam organisasi, praktisi PR sendiri mempunyai peran spesifik yang cukup beragam. Empat peran tersebut, antara lain. Expert Prescriber Communication, Problem Solving Process Facilitator, Communicator Facilitator dan Technician Communicator. Keempat peran tersebut berhubungan dengan menjaga hubungan harmonis antara suatu organisasi dengan publik.
Berdasarkan sumber buku Public Relations (2016). Berikut adalah penjelasan mengenai keempat peran praktisi Public Relations. Simak dibawah ini, ya!
Baca Juga : Definisi, Bentuk dan Manfaat CSR (Corporate Social Responsibility)
Peran Praktisi Public Relations
Peranan praktik PR (public relations officer) menurut Dozier and Broom dibedakan menjadi dua, yakni. Peranan manajerial (communication manager role) dan peranan teknis (communication technician role). Dalam peranan manajerial dapat diuraikan menjadi tiga bagian, yakni expert preciber fasilitator, problem solving process facilitator dan communication facilitator.
1. Expert Prescriber Communication
Praktisi PR diposisikan sebagai ahli dan menjadi penasihat bagi pimpinan organisasi. Dalam perannya sebagai penasihat meliputi memberikan masukan dan pertimbangan terkait proses pembuatan keputusan. Untuk menjalankan peran ini secara maksimal, praktik PR harus “dekat” dengan top manajemen. Tujuannya, supaya segala masukan dapat disampaikan secara langsung.
Baca Juga | Pengertian Komunikasi Massa Menurut Para Ahli
2. Problem Solving Process Facilitator
Praktisi PR menjadi fasilitator ketika menyelesaikan suatu masalah. Apabila memungkinkan, praktisi PR dapat menjadi leader dalam penanganan krisis. Untuk menjalankan peran ini, maka praktisi PR dituntut memiliki kualitas profesional. Baik secara teoritis maupun teknis lapangan.
Baca Juga : Fungsi Manajemen Public Relation, Beserta Penjelasannya
3. Communicator Facilitator
Di dalam hal ini, praktisi PR berperan sebagai fasilitator atau jembatan komunikasi antara organisasi dengan publik. Baik internal maupun eksternal. Juga termasuk di dalamnya, praktisi PR harus mampu menjadi penengah bila terjadi kesalahan persepsi. Disini praktisi PR harus netral sehingga semua pihak sama-sama merasa diuntungkan.
Baca Juga | FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
4. Technician Communicator
Sebagai pelaksana teknis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang teknis. Seorang praktisi PR dituntut memahami dan menguasai berbagai alat komunikasi. Selain itu, praktisi PR juga harus mengikuti perkembangan zaman terkait alat komunikasi. Apabila tidak mengikuti perkembangan zaman. Alhasil komunikasi antara organisasi dengan publik akan terhambat.
Baca Juga | Pentingnya Content Planning untuk bisnis dan Tips Cara Membuatnya
Nah, itu tadi penjelasan mengenai peran praktisi public relation dalam perusahaan. Bagi kamu yang berminat untuk menjadi seorang profesional PR, kini Vocasia menghadirkan kursus online Public Relation Masterclass, lho. Kursus ini memberikan kamu akses full seumur hidup. Yuk, tunggu apalagi, buruan gabung kursus di Vocasia.
Info selengkapnya klik disini ya!
Leave a Reply