Jangan main langsung beli saham aja, ya!
Berinvestasi di pasar modal rasanya selalu terngiang-ngian di kepala karena terlalu seringnya jadi perbincangan sosial. Kalau kamu masih seorang pemula, lebih baik simak penjelasan di bawah ini terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia perinvestasian saham.
1. Memahami pasar saham
Kalau kamu belum terlalu mengenal pasar saham, maka disarankan untuk memulai dengan modal paling minimal terlebih dahulu. Mengapa demikian? Tentu saja tujuannya ialah saat salah langkah, maka otomatis kerugian yang diderita tidak terlalu besar, nih. Yang mana sembari memberikan manfaat yakni berproses belajar investasi saham. Percaya dan yakinlah bahwa kamu perlu membiasakan diri pada software pada jual beli saham, belajar analisis saham dan sejenisnya semua itu perlu waktu. Tak ada yang namanya pembelajaran instan tanpa berproses, layaknya kita tak akan sampai di anak tangga ke 5 tanpa melalui anak tangga 1, 2, 3, dan 4 bukan? Secara rasional iya pastinya. Nah, setelah kamu merasa sudah cukup matang proses pembelajaranmu, maka kamu bisa mulai menambah modalmu, nih.
Baca Juga: Alasan Besar untuk Sesegera Mungkin Berinvestasi Emas, Banyaknya Untungnya Lho
2. Menggunakan sekuritas dengan biaya transaksi yang kecil
Dalam investasi saham, investor diharuskan membuka rekening efek yang difasilitasi oleh perusahaan sekuritas. Di mana setelah rekening sudah selesai dibuat, berikutnya investor harus top-up sejumlah dana ke rekening efek. Yang mana uang di rekening efek itulah yang nantinya berfungsi seperti e-money. Uang tersebutlah yang kamu gunakan sebagai seorang investor dalam membeli saham-saham online yang diinginkan.
Oleh karena itu pemukaan rekening, maka terdapat biaya transaksi yang ditetapkan saat kamu melakukan pembelian dan penjualan saham. Biaya inilah yang bakal jadi profit dari perusahaan broker yang bersangkutan. Biasanya sih biaya sekuritas ditetapkan menjadi 0,19% untuk pembelian dan 0,29% untuk penjualan. Tapi ada juga kok yang hanya 0,15% untuk pembelian dan 0,20% untuk penjualan. Jadi, pintar-pintar saja dalam memilih biaya transaksi yang paling kecil, nih.
Baca Juga: Tips Investasi Emas Bagi Pemula
3. Menghitung perbandingan untung dan rugi
Ada beberapa saham yang hanya dijual dengan harga Rp50 perak per lembarnya, lho. Di investasi saham, kamu hanya bisa membeli dalam satuan lot, di mana satu lot terdiri dari 100 lembar saham. Maka, saat kamu membeli satu lot saham dengan harga perlembar hanya Rp50 perak, artinya kamu hanya perlu membayar Rp5000 dan kamu sudah berhasil memiliki saham sendiri, nih.
Tidak perlu membeli yang mahal kok, pilih saja yang sesuai kemampuan dan kebutuhan tentunya. Rumusnya ialah mematok keuntungan setidaknya 1% dari dana yang telah kamu keluarkan untuk membeli saham. Misalnya saja sebesar 5 juta untuk 1% keuntungan senilai Rp50 ribu. Yang mana jika keuntungan yang kamu dapat bisa sampai 10%, maka setiap harga saham naik kamu bisa mendapat setidaknya sampai Rp500 ribu secara cuma-cuma, lho.
Baca Juga:
- Tips dan Cara Investasi Emas di Antam, Cocok untuk Pemula
- Tips Investasi Emas di Dana, Uang Modal Tak Lebih dari 10 Ribu
4. Beli saham yang berfundamental baik
Bagaimana sih saham yang berfundamental baik itu? Lihat saja seperti saham blue chip. Di mana perusahaan ini dikenal oleh publik, punya usaha yang jelas, produknya laku di pasaran, tidak banyak utang, serta manajemennya yang transparan dan kelebihan lainnya. Atas dasar hal tersebut, jangan sampai tergiur untuk membeli saham sembarangan yang pergerakan harganya tidak jelas arahnya. Kalau kamu masih ragu mengapa sih contohnya saham blue chip? Jawabannya ialah saat pasar saham terkoreksi, saham blue chip juga terkoreksi, tetapi nih setelah pasar saham pulih, saham blue chip juga yang bergerak naik lebih dulu dan lebih cepat dari yang lain, lho.
Baca Juga: Kelebihan dari Uang Kripto
5. Beli beberapa jenis saham
Tak lain tujuan dari membeli beberapa jenis saham ialah untuk membagi risiko, ya. Di mana dengan memiliki banyak saham artinya risiko kerugian bisa lebih kecil dari pada membeli hanya satu jenis saham. Mengapa bisa demikian? Tentu saja ketika satu saham memiliki kinerja yang tengah turun, kemungkinan besar saham lain bisa naik, nih.
Baca Juga: Apa itu Investasi Reksadana?
6. Saham terfokus untuk jangka panjang
Mengapa sih kok harus berjangka panjang? Jawabannya ya karena pasar saham itu sangat berisiko dalam jangka pendek karena bersifat fluktuatif, nih. Nah, supaya lebih aman dalam ya dilakukan dalam jangka panjang. Di mana semakin lama investasi saham, maka semakin besar pula tingkat keuntungan, ya. Berdasarkan sejarah pasar saham nih, terbukti bahwa saat kita investasi berupa saham dalam jangka panjang, maka peluang meraih return sebesar 12,9% ada didepan mata, lho. Yang mana angka tersebut didapat dari perhitungan imbal hasil IHSG dalam jangka panjang.
Baca Juga:
7. Evaluasi pergerakan saham
Tak mungkin rasanya apabila kamu tak memantau pergerakan dari investasi saham yang kamu lakukan, Tapi nih apakah pemantauan itu sekaligus memberikan evaluasi rutin untuk pergerakan investasi sahamu? Kalau belum kamu bisa belajar secara rutin untuk mengevaluasi pergerakan investasi sahammu setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, atau setahun sekali, nih. Di mana kalau terdeteksi bahwa ada saham yang kurang bagus kinerjanya, misalnya saja produknya gagal di pasaran lalu merugi dengan tinggi, maka bisa auto diganti dengan saham lain yang lebih baik, nih.
Kalau kamu mulai tertarik untuk terjun ke dunia investasi saham dan menghindari risiko kerugian akibat masih pemula rasanya kamu perlu mengikuti kursus langsung dengan ahlinya, nih. Sehingga meski masih junior sebagai investor saham kamu lihai dalam melihat peluang besar yang ada di depan mata. Langsung aja deh simak informasi lebih lengkapnya melalui link di bawah ini, ya!
Leave a Reply