Tanggal:19 May 2024

Arti, Fungsi, dan Pedoman Penulisan Intro Feature

Secara sederhana, feature adalah cerita atau karangan khas yang berpijak pada fakta dan data yang diperoleh melalui proses jurnalistik. Disebut cerita atau karangan khas. Karena feature bukanlah penuturan atau laporam tentang fakta yang bersifat lurus saja, seperti yang biasa kita temui pada berita langsung atau yang baisa disebut straight news.

Dalam penulisan berita, kita mengenal apa yang disebut lead yang berarti teras berita. Secara sederhana, teras berita adalah paragraf pertama yang memuat fakta atau ringkasan informasi terpenting dari keseluruhan uraian berita.

Kemudian dalam penulisan feature, paragraf pertama tersebut lazim disebut intro. Penamaan intro untuk paragraf pertama feature (soft news) sekaligus untuk membedakan dengan lead pada berita (hard news). Berdasarkan buku Jurnalistik Indonesia (2017). Berikut adalah penjelasan mengenai arti, fungsi, dan pedoman penulisan intro feature. Simak dibawah ini ya!

Baca Juga : 6 Jenis Feature dalam Berita, Lengkap Beserta Penjelasannya

Arti dan Fungsi Intro Feature

Dalam hal ini, fungsi intro terutama pemicu perhatian khalayak sekaligus sebagai pintu masuk ke dalam bangunan cerita. Dalam cerpen, intro atau paragraf pertama berfungsi sebagai etalase. Daya tarik sebuah toko terletak di balik kaca depannya yang memajang barang-barang yang ditawarkan kepada pembeli. Demikian pulalah halnya dengan cerpen. Ketika paragraf pertamanya mulai dibaca, lantas tidak menarik, maka besar kemungkinan pembaca tidak melanjutkannya sampai tamat.

Paragraf pertama itu kunci pembuka. Sebagai kunci, paragraf pertama harus dapat segera membuka pintu. Sehingga segera pula dapat ditelusuri benda apa yang menarik di dalam sebuah rumah (Thahar, 1999:35-36). Berikut beberapa persamaan dan perbedaan teras berita (lead) dan intro feature.

  1. Pertama, teras berita dan intro feature. Bentuk keduanya, dimaksudkan untuk membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Terhadap materi persoalan yang dilaporkan dalam berita atau dikisahkan dalam feature.
  2. Kedua, teras berita dan intro feature. Bentuk, keduanya ditempatkan pada paragraf pertama setelah tulisan judul dan titimangsa (date line).
  3. Ketiga, teras berita dan intro feature. Ditulis dengan tujuan untuk mengantarkan pokok bahasan atau topik yang dikupas. Sehingga khalayak pembaca, pendengar, dan pemirsa, dapat segera mengenali dan merumuskannya dengan mudah.
  4. Keempat, teras berita ditulis dengan teknik melaporkan menggunakan pola piramida terbalik dan merujuk kepada rumus 5W+IH yang sudah baku. Sementara, intro pada feature ditulis dengan teknik mengisahkan seperti pada penulisan cerita pendek, menggunakan pola berimbang. Serta hanya memasukkan dua tiga unsur saja dari rumus 5W+1H dalam paragraf pertama.
  5. Kelima, teras berita ditulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik konvensional yang ringkas, lugas, jelas, dan sederhana. Sedangkan, intro pada feature ditulis dengan menggunakan bahasa jurnalistik sastra yang berona, penuh warna, lincah, segar, menggugah, memikat, enak dibaca.

Pedoman Penulisan Intro Feature

Bagi wartawan atau reporter, keberhasilan atau kegagalan dalam menulis artikel, berita, atau bahkan juga feature. Ditentukan paling tidak oleh dua hal. Penguasaan materi cerita dan ke-piawaian menulis intro. Materi bagus, intro jelek, hasilnya akan jelek. Materi jelek, intro bagus, hasilnya bisa bagus. Mungkin karena pertimbangan dan kenyataan itulah. Williamson, seperti dikutip wartawan Majalah Berita Mingguan Tempo. Lantas memberikan pedoman praktis dalam penulisan intro feature (Bujono, Hadad, 1997:48-49) sebagai berikut.

  1. Tulislah ringkas. Jangan obral kata-kata Mengobral kata yang tidak perlu mengurangi keefektifan intro. Ibaratnya kaldu yang kental bisa menjadi sup yang hambar bila terlalu banyak air.
  2. Tulislah alinea secara ringkas. Kebanyakan penulis profesional berpedoman. Seperti jangan lebih dari empat baris (bukan kalimat) dalam sebuah intro. Alinea yang ringkas akan dengan sendirinya lebih mudah mengundang perhatian pembaca. Bila ditambah pemilihan kata dengan baik, akan lebih mudah dibaca.
  3. Gunakan kata-kata aktif. Karena, intro harus punya nyawa dan tenaga. Pembaca harus merasakan suatu gerakan ketika ia membaca. Penulis feature menaruh perhatian istimewa kepada kata-kata kerja, terutama yang ringkas dan hidup. Kata kerja adalah busi. Ia memberikan kekuatan sehingga intro ‘bergerak”. Kata-kata sifat bisa memberikan saham untuk mempercantik. Mempertegas kata sifat (misalnya ramping, ringsek, montok, mengkilat) menambah vitalitas suatu kalimat.

Banyak ahli komunikasi yang mengatakan, bila seseorang gagal menggaet pembaca pada kata-kata pertama. Maka, ia akan kehilangan pembaca itu. Reporter harus bisa menarik pembaca dengan modal intro. Sebab, walaupun ceritanya sendiri hebat. Hanya sedikit pembaca yang mau mengarungi intro yang tidak menarik, yang membosankan. Untuk masuk ke dalam cerita tersebut.
Nah, itu tadi penjelasan mengenai arti, fungsi dan juga pedoman pada penulisan intro feature. Semoga artikel ini bermanfaat, jangan lupa share, dan berikan komentar dibawah ini ya!

Baca Juga : 5 Teknik Menutup Cerita Feature, Beserta Penjelasannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *