Tanggal:22 November 2024

7 Ciri Rumah Tangga yang Berbahagia, Apakah Itu Kamu dan Pasanganmu?

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

1. Saling terbuka dengan pasangan

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

Rasanya kalau mau memiliki rumah tangga yang bahagia, maka kamu tidak akan menyembunyikan apa pun dari pasangan dan juga berharap bahwa pasanganmu juga akan selalu terbuka dengan kamu. Sehingga dengan adanya sikap saling terbuka dan apa adanya ini membuat kamu dan pasangan bahagia, kamu dan pasangan tak perlu memiliki kebohongan bahkan beban yang dipikul sendiri ketika tak saling terbuka dengan pasangan.

Kalau ada keterbukaan yang membuatmu berpikir itu akan menyebabkan masalah dengan pasanganmu, coba deh pikirkan apa kamu sanggup menanggungnya sendiri? Atau justru keterlambatan pasangan untuk mengetahui yang sebenarnya dapat menyebakan semakin kompleksnya masalah lalu terjadi keterlambatan solusi hingga bisa berdampak pada hancurnya rumah tanggamu? Coba pikirkan baik-baik. Atas dasar itu, mulai sekarang jangan ragu untuk terbuka dengan pasangan dalam hal apa pun, baik hal besar hingga terkecil sekali pun.

Baca Juga:

2. Adanya kesetaraan dengan pasangan

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/3194556)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/3194556)

Suami dan istri memang memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Namun, dalam rumah tangga bahagia, keduanya juga memiliki hubungan yang setara, lho. Suami dan istri dapat saling membantu dan berbagi beban. Rasa saling pengertian dan bekerja sama adalah kunci penting rumah tangga bahagia.

Bayangkan saja kalau adanya prinsip ketidaksetaraan dalam rumah tanggamu dan kamu mentoleransinya dengan dalih rasa cinta terhadap pasangan. Yang mana mungkin di luar kamu terlihat kuat dan bahagia hidup bersama orang yang kamu cintai. Tapi, bukankah senyatanya itu hanya kebahagiaan yang semu? Coba jujur dan tanyakan pada dirimu sendiri.

Baca Juga:

3. Ekonomi yang kuat

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/takazart)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/takazar)

Coba bayangkan, jika suami tidak bekerja, istri tidak bekerja sedangkan kebutuhan keluarga semakin banyak, apa yang terjadi? Masalah ekonomi menjadi hal yang penting untuk membina rumah tangga yang bahagia. Secara realistis, dengan ekonomi yang kuat otomatis akan menghindarkan perselisihan dan pertengkaran dalam urusan pemenuhan berbagai kebutuhan rumah tangga. Kasus perceraian sering terjadi karena masalah ekonomi keluarga, lho. Yang mana umumnya bersituasi suami yang tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehingga istri tidak puas dan timbullah pertengkaran dan perselisihan hingga menyebabkan gugatan perceraian.

Baca Juga:

4. Komunikasi yang lancar

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/Free-Photos)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/Free-Photos)

Secara rasional apa mungkin keluarga bisa bahagia tanpa berkomunikasi bahkan tidak pernah berkomunikasi selama bertahun-tahun? Yang dinamakan keluarga bahagia adalah keluarga yang saling memberikan kabar, berkomunikasi kapan saja dan dimana saja untuk saling berbagi cerita mapun meminta bantuan atau dukungan dan lain sebagainya.

Sekalipun suami atau istri sedang tidak di rumah, komunikasi tetap bisa dilakukan dengan ponsel, sosial media dan sejenisnya, nih. Tanpa komunikasi, rumah tangga menjadi hampa, menggantung dan bisa menimbulkan kecurigaan suami atau istri. Oleh karena itu, sangat penting bagi suami istri untuk selalu berkomunikasi agar tercipta kehangatan bagi rumah tangganya yang berujung pada kebahagiaan secara lahir dan batin.

Baca Juga:

5. Adanya komitmen untuk saling mencintai

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

Jika suami saja yang mencintai istrinya, namun sang istri tidak pernah mencintai suami, pastinya keutuhan rumah tangga tidak akan bisa bertahan lebih lama. Mengapa demikian? Ya rasionalnya siapa sih yang mau dan mampu bertahan hidup dengan orang yang tidak mencintai kita? Begitu juga sebaliknya bahwa siapa sih yang mau dan mampu hidup dengan cinta bertepuk sebelah tangan meski sudah bersatus sebagai suami dan istri. Ingat bahwa rumah tangga bukan lagi seperti masa pacaran yang awalnya bisa dijalankan tanpa cinta lalu saat sudah tak kuat atau merasa tak cocok lagi bisa pisah dengan semudah itu.

Sehingga pondasi keluarga yang bahagia dan utut adalah rasa cinta dan sayang antara kedua belah pihak yaitu suami dan istri. Perasaan cinta dan sayang bisa membuat suami istri memiliki komitmen tidak akan terpisahkan dan akan terus membina keutuhan rumah tangganya sampai kapanpun. Dengan cinta dan sayang, beragai rintangan dalam rumah tangga akan mudah diatasi. Tanpa landasan cinta dan sayang, rumah tangga tidak akan bisa langgeng.

Baca Juga:

6. Jarang bertengkar dengan pasangan

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

Tidak ada pasangan suami istri yang tidak pernah bertengkar, pasti mereka pernah memiliki ketidakcocokan pendapat atau sikap yang membuat mereka berseteru. Sebagaimana istilah yang menyatakan bahwa pertengkaran dalam rumah tangga itu sebagai bumbu-bumbu pemanis. Namun, jika setiap hari suami istri berkengkar dan tidak bisa akur, hal ini bukan ciri keluarga bahagia dan sudah bukan pertengkaran yang masuk dalam kategori wajar.  Sebuah keluarga yang bahagia adalah jauh dari pertengkaran, jika memang terjadi pertengkaran, suami istri segera menyelesaikan masalah tersebut agar tidak berlarut-larut, ya.

Baca Juga:

7. Komitmen untuk saling mempertahankan

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

ilustrasi pasangan kekasih (pixabay.com/StockSnap)

Komitmen dengan kuat dalam berumah tangga rasanya sangat penting, dimana tanpa komitmen mustahil suami istri bisa mempertahankan rumah tangganya, ya. Sebelum berumah tangga, masing-masing pihak pasti memiliki komitmen yang sama. Dan setelah mereka menikah, rumah tangga yang dibina harus memiliki komitmen yang kuat. Dengan berkomitmen maka keutuhan rumah tangga bisa tetap dibina, bahkan komitmen yang kuat bisa menghindarkan keluarga dari perceraian dan juga campur tangan oleh pihak ketiga karena kuatnya benteng yang ada. Jika salah satu pihak saja yang memiliki komitmen, mustahil rumah tangga bisa berjalan dengan baik karena rumah tangga ialah kehidupan antara suami dan istri, bukan salah satunya. Oleh karena itu, baik suami dan istri harus memilliki komitmen yang kuat untuk membina dan mempertahankan rumah tangganya yang bahagia sampai kapanpun.

Baca Juga:

Sukses karir profesional - personal development
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *