Dalam usaha meningkatkan produktifitas kinerja dari para karyawan, perusahaan biasanya memberikan feedback terhadap semua pekerjaan yang telah dilaksanakan. Namun, apabila pimpinan memberikan feedback atau umpan balik dengan cara yang negatif itu bisa menyebabkan penurunan produktifitas karyawannya. Jadi, bagaimana cara memberikan umpan balik yang positif ? yuk simak artikel tentang 6 contoh feedback positif dari pimpinan perusahaan di bawah ini!
Setiap perusahaan pastinya mempunyai karyawan dengan skill, bakat, potensi dan kemampuan yang beragam dan bermacam-macam. Ada banyak karyawan dengan hasil kerja yang maksimal dan optimal. Akan tetapi, tidak jarang juga terdapat pekerja dengan performa kerja yang rendah. Tentunya hal ini disebabkan oleh banyak faktor dan hal-hal lainnya.
Berikut beberapa Contoh Feedback Positif atau Umpan Balik yang Membangun Produktifitas Kinerja Karyawan yang Belum Optimal
1. Saat karyawan masih belum mampu mencapai target kerja mereka
Tidak sedikit perusahaan mematok target – target yang harus digapai dalam jangka waktu tertentu yang usdah ditentukan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjaga kestabilan operasional dan performa dari kinerja semua karyawan yang ada di perusahaan tersebut.
Namun, tidak jarang diketahui bahwa selalu ada sebagian karyawan yang masih belum bekerja secara optimal yang akibatnya karyawan tidak bisa mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Bagi perusahaan hal ini merupakan penghambat produktifitas, kinerja dan alur kerja perusahaan.
Walaupun demikian, pemimpin perusahaan wajib untuk mempelajari dan mengidentifikasi terlebih dahulu faktor dan hal penyebab ketidakoptimalan kerja dari para bawahannya
Mari lihat contoh kasus ini :
“Wendi merupakan sales di perusahaan parfum, namun ia belum mampu menjual 15 barang seperti yang perusahaan targetkan kepadanya.
Pemimpin perusahaan pun segera meniliti apa alasan dibalik performa yang kurang ini. Ternyata bukan karena Wendi kurang giat dan semangat saat berjualan tetapi karena memasarkan barang di tempat yang kurang ramai. Maka dari itu pemimpin perusahaan memberikan solusi untuk memindahkan Wendi di tempat lain dan tetap terus menyemangatinya”
2. Terdapat beberapa karyawan yang masih minim partisipatif
Dalam tengat waktu tertentu, perusahaan tentu akan menyelenggarakan rapat. Namun, tidak jarang beberapa karyawan yang bersifat pasif dalam menyampaikan pendapat pribadi atau informasi yang dia ketahui saat bekerja sebelumnya. Hal itu tentu saja suatu tantangan bagi para pemimpin perusahaan untuk bisa memicu adanya tindakan – tindakan yang bisa menghidupkan rapat yang akan memberikan rasa kolaboratif dalam lingkungan kerja
Contoh kasus :
“Bayu adalah seorang koordinator divisi keamanan kantor suatu perusahaan. Dalam setiap rapat, Bayu sangat jarang menyampaikan pendapat, gagasan, keluhan dan idenya. Dalam suatu kesempatan setelah rapat, salah satu pihak HRD memberikan feedbak kepada Bayu terkait situasi rapat sebelum. HRD meyakinkan Bayu bahwa perusahaan membutuhkan ide maupun gagasannya yang akan digunakan sebagai indikator penyusunan rencana perusahaan kedepannya”
- Baca juga: Bisnis modal hp
3. Karyawan minim inisiatif
Banyak perusahaan mengharapkan sikap inisiatif dan inovatif yang berani dari para karyawannya. Hal ini menstimulasi performa kerja tim yang lebih maksimal. Dengan begitu pemimpin perusahaan akan semakin percaya kepada performa kerja karyawannya
Contoh kasusnya :
“Indro merupakan salah satu pegawai di salah satu perusahaan jasa service elektronik. Ia sudah bekerja selama 12 bulan tetapi ia masih kerap kebingungan dalam melaksanakan pengerjaan tugasnya. Pimpinan pun segera memberikan feedback pada Indro untuk lebih rajin lagi dalam mempelajari alat-alat dan barang-barang elektronik”
- Baca juga: Makanan yang baik untuk kesehatan kulit
4. Sikap kasar atau keras
Dunia kerja adalah dunia profesional. Ada banyak jenis tipe orang yang terlibat di dalamnya, seperti ada orang yang bersikap lembut dan penyabar tetapi ada juga yang bersifat kasar dan sewenang-wenang
Nah, sikap sewenang-wenang itu bukanlah hal yang disukai oleh banyak perusahaan profesional. Sikap itu bisa menimbulkan suasana kerja yang enggan dan segan bekerja sama
“Dodit merupakan seorang supervisor marketing pada perusahaan toko mebel. Dia dikenal dengan sosok yang galak dan suka mencaci maki.
Akibatnya banyak tenaga sales yang bekerja dengan baik mengajukan resign karena merasa kurang nyaman dengan perilaku supervisornya. Pihak HRD pun segera memanggil Dodit dan menaseharinya untuk cukup bersikap profesional tanpa harus bersikap keras agar bawahannya senang dan nyaman bekerja dengan dia.”
5. Karyawan melakukan kesalahan
Untuk menghindari adanya penurunan produktifitas perusahaan, perusahaan kerap menyusun dan menetapkan standar operasional perusahaan atau standar prosedur dalam bekerja
Contoh kasus:
“Susi adalah seorang akuntan di salah satu perushaan digital. Dia salah melakukan pembukuan pajak perusahaan yang akibatnya perusahaan bermasalah dengan kantor pajak.
Pihak perusahaan segera memanggil Susi untuk menjelaskan cara pembukuan yang benar dan mengingatkan untuk lebih teliti kembali.”
- Baca juga: 5 cara mahir bermain gitar
6. Management waktu yang buruk
Demi menjaga kestabilan operasional kantor, tiap karyawan wajib mematuhi peraturan waktu yang telah ditentutkan oleh perusahaan seperti deadline tugas dan lain lain
Contoh kasus:
“Dion merupakan pegawai toko sembako Mawar Merah. Saat bekerja dion sangat sering bermain game di handphonenya sehingga tak jarang Dion telat melakukan pengiriman barang.
Pemilik toko menasehati Dion untuk mematuhi jam kerja dan menghindari kegiatan diluat kerjaan pada jam kerja
- Baca juga: Pengertian investasi reksadana
Nah, jadi itu dia guys Contoh feedback yang positif di lingkungan kerja
Jangan lupa juga kunjungi web Vocasia untuk mengikuti pelatihan menarik dari mentor-mentor hebat di berbagai bidang keahlian
Leave a Reply