Tanggal:29 April 2024

Inilah Sejarah Perkembangan Public Relation Di Indonesia

Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan istilah public relation. Public relation atau yang sering disingkat pr ini merupakan salah satu profesi  pekerjaan yang diminati oleh banyak orang. Beberapa pengertian menyebutkan bahwa public relation merupakan proses interaksi antara organisasi dengan masyarakat dalam menciptakan opini publik, menanamkan pengertian, memberikan persepsi. Dan menciptakan partisipasi publik. Public relation sangatlah penting dalam membangun citra positif atau pandangan baik dari masyarakat secara luas terhadap perusahaan yang bersangkutan. Jika kamu ingin sekali menjadi seorang profesional public relation kamu perlu mengetahui dulu nih sejarah perkembangan public relation di Indonesia. Simak dibawah ini, ya!

Sejarah Public Relation Di Indonesia

Seorang Public Relation(rawpixel.com)

Saat konvensi Nasional Humas di Surabaya. Alwi Dahlan mengungkapkan bahwa peristiwa praktik PR (Public Relations) pertama di Indonesia terjadi pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada saat itu, Presiden Soekarno memutuskan menunda sidang Pantia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Alasan penundaan tersebut karena Bung Karno ingin memberi penjelasan kepada pers mengenai pemilihan presiden sebelum membahas perumusan Rancangan Undang-Undang Dasar (RUUD). Setelah itu, kegiatan PR mulai dilembagakan karena dilakukan lebih banyak untuk urusan ke luar organisasi.  M. Linggar Anggoro (2000), mengungkapkan bahwa praktik PR sudah ada di Nusantara bahkan sejak kedatangan Belanda. Menurut Linggar, salah satu contoh praktik PR adalah pernyataan panembahan Senopati. Yang menyebutkan bahwa beliau dan keturunannya kelak akan menjadi pasangan  dan dilindungi Nyai Roro Kidul.

Selain pemerintahan, publik juga mulai ikuti menerapkan konsep PR (Public Relations) di dalam dinamika kehidupannya. Antara tahun 1950 hingga 1960, ada beberapa istilah berkaitan dengan PR (Public Relations) yang sering terdengar, yaitu “penerangan”, “Propaganda”, dan “Agitasi”. Sekitar akhir 1959 berdiri Jurusan Publisistik, Fakultas Pengetahuan Masyarakat di Universitas Indonesia. Pada akhir 1960 muncul istilah “Komunikasi Pembangunan” dan “Komunikasi Penunjang pembangunan”. Di kalangan ABRI (sekarang TNI) ekitar tahun 1970 muncul istilah “ABRI Masuk Desa”.

Era PR (Public Relations) modern di Indonesia ditandai dengan lahirnya UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 tahun 2008. Lewat UU yang disahkan pada tanggal 3 April 2008 tersebut. Indonesia menjadi negara ke-5 di Asia dan ke-76 di dunia yang resmi mengadopsi prinsip-prinsip keterbukaan informasi. Keberadaan UU tersebut berdampak langsung terhadap kinerja PR (Public Relations) secara keseluruhan di Indonesia.

Faktor Pendorong Perkembangan Public Relations (PR)

1. Pertumbuhan Populasi

Populasi(pexels.com/skitterphoto)

Pertumbuhan populasi berdampak pada bertambahnya jumlah organisasi dan perusahaan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, kemasyarakatan, budaya dan sebagainya. Seiring pertumbuhan tersebut, maka komunikasi sehat dari manajemen kepada publik menjadi sangat penting. Jadi, tidak heran apabila praktisi PR yang profesional semakin dibutuhkan.

2. Kesenjangan Komunikasi

Komunikasi(pexels.com/christina morillo)

Populasi yang meningkat dengan cepat melahirkan beragam organisasi masyarakat dengan spefikasi teknik tertentu. Beberapa organisasi tidak mampu menjaga kesenjangan komunikasi dengan publik karena berbagai latar belakang. Kesenjangan komunikasi antara organisasi dengan publik akan melahirkan konflik dan kegagalan mencapai tujuan. Oleh sebab itu, praktisi PR yang responsif dan bijaksana sangat dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

3. Kesadaran Pentingnya Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial(pexels.com/follow alice)

Saat ini, organisasi dan perusahaan semakin menyadari tanggung jawab sosial mereka kepada publik. Hubungan timbal balik antara organisasi dengan publik semakin penting untuk diperhatikan. Tanggung jawab sosial suatu organisasi mencakup banyak kepentingan, misalnya konsumen, pemegang saham, karyawan dan lingkungan. Tanggung jawab sosial untuk internal dan eksternal terseut disebut Corporate Social Responsibility (CSR).

Konsep pelaksanaan Corporate Social Responsibility berhubungan erat dengan pembangunan yang berkelanjutan. Suatu organisasi atau perusahaan, selain berusaha mencapai tujuan ekonomi juga harus memperhatikan kepentingan publik, misalnya terkait dampak sosial dan lingkungan.

4. Faktor Pendidikan

Pendidikan(pexels.com/artem beliaikin)

Saat ini, program, bidang, fasilitas dan kualitas pendidikan semakin meningkat. Peningkatan tersebut melahirkan masyarakat yang semakin peka dengan hak dan kewajibannya. Organisasi sendiri dituntut untuk meningkatkan kualutas komunikasi dengan karyawan dan publik terkait masalah hak dan kewajiban. Praktisi PR memegang peranan dalam proses ini.

5. Perkembangan Media Komunikasi

Media komunikasi(pexels.com/lisa)

Perkembangan media komunikasi harus mampu direspon praktisi PR dengan tepat. Formulasi pendekatan kepada masyarakat harus disusun dengan konsep yang efektif dan efisien. Ingat, perkembangan teknologi informasi juga memicu perkembangan teknologi komunikasi. Praktisi PR harus mampu beradaptasi dengan teknologi baru dan menerapkannya demi tujuan suatu organisasi.

6. Pengaruh Negara Maju

Negara maju(pexels.com/maxime francis)

Lahirnya Public Relations Student of America (PRSSA) pada tahun 1947 merupakan salah satu perkembangan penting dalam dunia PR. Organisasi tersebut menjadi tempat bagi para mahsiswa PR untuk menjalin komunikasi dengan praktisi profesional. Komunikasi yang terjalin membuat transfer ilmu menjadi lebih efektif, terutama di negara yang bersangkutan. Maka, tidak heran apabila PR di negara maju dapat berkembang cukup pesat.

Public Relation di Indonesia dan Dunia Ketiga

Dokumen sejarah public relation di Indonesia dan negara-negara dunia ketiga umumnya memang tidak selengkap negara-negara Eropa (Inggris) dan Amerika. Lemahnya bukti sejarah juga sangat dipengaruhi oleh kenyataan bahwa beberapa “negara dunia ketiga” memang negara yang awalnya terjajah. Kenyataan tersebut sempat menghambat perkembangan sektor pendidikan, teknologi dan ekonomi. Keadaan tersebut menyulitkan perkembangan penerapan konsep public relation yang ideal.

Masalah Komunikasi di negara ketiga paling jamak terjadi adalah sulitnya mengatasi permasalahan jarak. Dibeberapa daerah, jarak antara satu kota dengan lainnya cukup jauh. Selain itu, beragamnya konsep komunikasi karena perbedaan suku atau ras juga menjadi kendala. Perbedaan bahasa yang digunakan suku atau kelompok masyarakat tertentu membuat public relation masih bersifat kedaerahan dan tidak sistematis. Selanjutnya, masalah perkembangan sosial, pendidikan dan ekonomi sendri sangat berkaitan. Perbedaan perkembangan ekonomi tentu akan mempengaruhi tingkat pendidikan yang dapat dinikmati kelompok masyarakat tertentu.

Sebagai bagian dari ilmu komunikasi dan sosial, public relation masih tergolong baru bagi masyarakat Indonesia. Meskipun masih baru di Indonesia, public relation sudah berkembang dengan cepat di dunia. Glenn dan Denny Griswold menyebutkan bahwa praktik public relation sudah terjadi sejak beberapa abad yang lalu. Perkembangannya berlangsung cepat seiring berlangsungnya peristiwa besar. Revolusi industri merupakan salah satu peristiwa yang membawa perubahan signifikan. 

Nah itu dia tadi ulasan sejarah perkembangan public relation di Indonesia, lengkap juga dengan penjelasan mengenai faktor pendorongnya. Bagi kamu yang berminat untuk menjadi profesionalitas PR kamu bisa banget nih ikut course public relation masterclass di Vocasia.id. Kamu akan didampingi oleh instruktur handal yang berkompeten dibidang PR.Yuk ikuti dan lihat penjelasan secara lengkapnya disini.

Baca Juga : Perkembangan Teknologi Komunikasi Bagi Kalangan Anak Muda

banner Kursus Online Bisnis Growth Hacking di Vocasia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *