Tanggal:02 May 2024
Impulsive buying adalah

Mengenal Impulsive Buying, Kebiasaan Boros yang Semakin Menjamur di Masa Kini

Impulsive buying adalah salah satu hal yang erat dengan perilaku manusia masa kini. Kemajuan teknologi serta kemudahan yang disajikan dalam berbagai akses kegiatan manusia menjadi salah satu penyebab timbulnya impulsive buying.

Apalagi di era sekarang, berbagai marketplace online semakin memanjakan manusia. Bagaimana tidak? Kini kamu tidak perlu repot-repot keluar rumah untuk berbelanja. Dengan bermodalkan gawai dan internet saja, kamu bisa berbelanja barang apa pun, kapan pun, dan di mana pun. Selanjutnya, kamu hanya tinggal duduk manis dan menunggu pesanan barangmu tiba di rumah.

Namun, kemudahan itu sering membuat kita terlena untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan. Sering kali kita dibuat kalap saat membeli barang-barang kemudian menyesal setelahnya. Hal itu merupakan salah satu contoh impulsive buying.

Dalam artikel ini akan dibahas apa itu impulsive buying beserta faktor, indikator, dampak, dan cara menghindarinya. Selamat membaca hingga akhir!

Apa itu Impulsive Buying?

Ilustrasi Impulsive Buying (freepik)

Impulsive buying merupakan sebuah istilah dari bahasa Inggris yang berarti belanja impulsif. Pengertian impulsive buying adalah keinginan untuk membeli sesuatu dalam jumlah yang banyak tanpa pertimbangan serta proses pikir yang panjang. Biasanya impulsive buying terjadi secara tiba-tiba.

Keputusan yang diambil dalam praktik impulsive buying sering kali menggunakan emosi perasaan dibandingkan logika. Kebiasaan ini timbul akibat dari rangsangan sesuatu yang menarik. Contohnya seperti promo ataupun diskon yang membuat seseorang memiliki keinginan dan tertarik untuk membeli.

Faktor Penyebab Impulsive Buying

Tentunya impulsive buying memiliki beberapa faktor penyebab, berikut di antaranya.

1. Faktor Kepribadian

Faktor kepribadian seseorang dapat menjadi penyebab impulsive buying, lho. Hal itu terjadi karena adanya rasa gengsi dan takut tertinggal oleh tren masa kini alias FOMO. Sehingga, ia rela menghabiskan banyak uang dan berbelanja secara impulsif demi mendapatkan barang-barang tersebut.

2. Faktor Strategi Pemasaran

Faktor strategi pemasaran juga menjadi salah satu penyebab impulsive buying. Beragamnya diskon, cashback, serta promo yang besar-besaran membuat sebagian orang terlena untuk membeli produk barang tersebut.

3. Faktor Produk

Sebuah produk yang memiliki kualitas yang baik, kemasan yang menarik, serta keberadaannya yang terbatas juga dapat memicu impulsive buying. Kelangkaan dan keterbatasan produk tersebut akan menimbulkan ketertarikan seseorang untuk memilikinya.

Baca juga : Mengenal FOMO beserta Gejala dan Cara Mencegahnya

Indikator Impulsive Buying

Meski erat kaitannya dengan kegiatan belanja, ternyata tidak semua belanja dapat dikatakan impulsive buying, lho. Berikut beberapa indikator yang termasuk dalam kategori impulsive buying.

  • Suka membeli barang tanpa berpikir panjang
  • Belanja berlebihan berkedok self reward
  • Menjadikan kegiatan belanja sebagai penghilang stres
  • Suka mencari kepuasan dan kesenangan instan
  • Mudah tergoda oleh beragam promo dan diskon
  • Membeli barang yang sedang tren

Dampak Impulsive Buying

Impulsive buying adalah salah satu kegiatan yang memiliki dampak negatif yang cukup banyak. Adapun dampak tersebut antara lain sebagai berikut.

  • Menjadi pribadi yang boros
  • Kesulitan dalam mengatur keuangan
  • Rentan terlilit utang
  • Menumpuk barang yang tidak perlu di dalam rumah

Tips Cara Menghindari Impulsive Buying

Ilustrasi Impulsive Buying (freepik)

Setelah mengetahui dampak dari negatif dari impulsive buying, kamu perlu tahu bagaimana cara menghindarinya. Berikut ini beberapa tips yang bisa kamu lakukan agar terhindar dari impulsive buying.

1. Buat skala prioritas sebelum membeli

Kamu perlu menentukan prioritas barang sebelum membelinya. Buat daftar belanjaan yang ingin kamu beli. Dahulukan kebutuhan daripada keinginan sehingga terhindar dari berbelanja impulsif.

2. Rencanakan pengeluaran

Kamu perlu membuat perencanaan pengeluaran untuk mengontrol keuanganmu. Hal ini berguna agar uang yang dimiliki jelas dialokasikan untuk apa dan kemana. Selain itu, dengan merencanakan pengeluaran, kamu bisa mengurangi risiko mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak penting.

Baca juga : Tips Capai Financial Freedom di Usia Muda

3. Jangan terlalu banyak membuka aplikasi marketplace

Kebiasaan membuka aplikasi marketplace di waktu senggang  berpotensi membuat kita melakukan impulsive buying. Hal ini karena banyaknya barang-barang yang terpampang di sana lengkap dengan tawaran yang menggiurkan. Sering kali kita dibuat lapar mata melihat barang-barang yang sebenarnya tidak benar-benar dibutuhkan. Maka dari itu, kamu harus mengurangi waktu untuk membuka aplikasi marketplace, ya. Kalau perlu, kamu bisa meng-uninstall saja.

4. Batasi penggunaan kartu kredit dan pembayaran online

Ketika menggunakan kartu kredit, kita menjadi lebih sulit untuk mengontrol transaksi. Hal itu lantaran kita tidak merasakan esensi kehilangan uang seperti saat menggunakan uang tunai. Kamu perlu membatasi penggunaan kartu kreditmu agar terhindar dari impulsive buying.

5. Lindungi diri dari strategi marketing

Selanjutnya, kamu bisa melindungi diri dari strategi marketing yang berpotensi membuatmu melakukan impulsive buying. Caranya adalah dengan menjauhi sales-sales maupun pergi dari tempat perbelanjaan tersebut jika telah muncul keinginan untuk impulsive buying.

Itu dia penjelasan lengkap tentang impulsive buying. Setelah membacanya, apakah kamu merasa pernah atau sering melakukannya? Kalau iya, yuk mulai sekarang ubah kebiasaan tersebut. Impulsive buying adalah kebiasaan yang tidak baik bagi diri kamu dan juga dompetmu. Kamu bisa menerapkan beberapa tips di atas untuk menghindarinya, ya.

Kursus pelatihan usaha mie ayam vocasia
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *