Tanggal:04 May 2024
prolog

Kenali Prolog, Bagian Pembuka Pada Suatu Tulisan

Prolog dalam karya sastra memiliki peranan cukup vital. Hal ini dikarenakan prolog merupakan jalan pembuka pada sebuah karya. Umumnya, prolog akan berisi segala hal yang berkaitan dengan tokoh-tokoh yang terlibat dalam kisah tersebut, konflik yang terjadi, hingga sinopsis dari karya sastra. Lantas, apakah kamu tahu jenis-jenis dan fungsi dari prolog? Temukan jawabannya dalam paparan berikut ini. 

Baca juga:

Pengertian Prolog 

prolog

ilustrasi prolog dalam buku (sumber: pexels)

Secara etimologi, prolog berasal dari bahasa Yunani, tepatnya prologos. Prologos sendiri dapat diartikan sebagai kata pengantar atau mengandung isi dari sebuah karya sastra. Berdasarkan hal tersebut, maka prolog dapat dikatakan sebagai bagian dalam karya sastra yang berisi perkenalan atau pendahuluan. 

Baca Juga : 

Dalam sudut pandang sastra, prolog merupakan bagian pembukaan dari suatu naskah. Pengantar sendiri dapat berupa percakapan tokoh dalam cerita atau kilas balik peristiwa yang terjadi. Meski tidak bersifat wajib dalam sebuah karya sastra, namun keberadaan pengantar akan semakin menambah daya ketertarikan karya terhadap pembaca untuk membaca lebih jauh. 

Baca Juga :

Fungsi dari bagian pengantar ini ialah sebagai bagian yang menjelaskan dan mengungkapkan situasi dalam cerita. Dalam novel, bagian pengantar akan memberi kesan tertentu pada pembaca, sehingga akan menghasilkan rasa penasaran terhadap keseluruhan ceirta. Adapun dalam drama, bagian ini akan mengundang minat penonton dalam pertunjukan. 

Baca juga:

Jenis-jenis Prolog 

Dalam perkembangannya, bagian pengantar ini terbagi menjadi beberapa jenis yang pembagiannya mengalami tiga sudut pandang, yakni berdasarkan penyajian lakon, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah. 

Baca juga:

1. Berdasarkan Penyajian Lakon

Berdasarkan penyajian lakon, pengantar dibagi menjadi delapan jenis, diantaranya:

  • Opera, pengantar percakapannya dilakukan dengan bernyanyi beserta iringan musik.
  • Tragedi, pengantar ini menyampaikan kisah singkat dengan suasana sedih.
  • Komedi, pengantar yang memberikan kesan menggelitik karena penuh dengan kelucuan. 
  • Tragekomedi, pengantar yang memadukan unsur tragedi dan komedi.
  • Farce, pengantar yang suasananya mirip dengan dagelan, namun tak sepenuhnya seperti dagelan. 
  • Tablo, pengantarnya disampaikan melalui gerakan, sehingga tidak ada pengucapan dialog.
  • Melodrama, pengantar yang penyampaian dialognya diiringi dengan melodi atau musik.
  • Sendratari, pengantar ini menggabungkan unsur seni tari dan pengantar dalam prosesnya. 

2. Berdasarkan Sarana Pementasan

prolog

ilustrasi pementasan (sumber: pexels)

Pengantar berdasarkan sarana pementasannya dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 

  • Drama panggung, pengantar yang diperankan oleh aktor di atas panggung.
  • Drama televisi, pengantar yang dimainkan oleh aktor di dalam televisi.
  • Drama film, pengantar ini disampaikan melalui layar lebar dan dipertontonkan di bioskop. 
  • Drama wayang, pengantar yang penyampaiannya disertai dengan pergelaran wayang.
  • Drama radio, pengantar yang menyampaikannya melalui gelombang suara, tanpa dapat dilihat atau diraba.
  • Drama boneka, pengantar yang disampaikan oleh representasi boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

3. Berdasarkan Keberadaan Naskah 

Dalam pembagian ini, prolog dibagi atas ada atau tidaknya naskah. Berikut paparannya. 

  • Drama tradisional, pengantar jenis ini tidak memerlukan naskah dalam pembuatannya. 
  • Drama modern, pengantar satu ini menggunakan naskah ketika penyampaian cerita berlangsung. 

Cara Membuat Prolog 

Meski prolog berupa garis besar keseluruhan cerita, namun beberapa pengantar juga dapat dikembangkan dengan daya kreativitas penulis. Berikut ialah cara yang dapat dilakukan untuk membuat pengantar.

  1. Identifikasi bagian konflik yang akan mengundang rasa penasaran membaca, sehingga muncul keinginan untuk membaca cerita sampai selesai.
  2. Tulis pengantar dengan singkat dan tidak rumit agar mudah dipahami oleh pembaca. 
  3. Sesuaikan pengantar yang dibuat dengan jenis naskah atau drama.
  4. Tidak berkaitan dengan bagian awal dari naskah atau drama.

Baca juga:

Demikian paparan mengenai arti, jenis, hingga cara membuat prolog. Menyusun sebuah cerita secara koherensi satu bagian dengan lainnya bukanlah hal yang mudah. Namun, bukan berarti hal tersebut mustahil untuk dilakukan. Kegigihan dan kemauan untuk terus belajar akan terus membuat karya yang dihasilkan semakin berkembang dan memperoleh hasil akhir yang baik. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *