Tanggal:16 May 2024

7 Cara untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional!

1. Bangun pengendalian diri

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

Melalui pengendalian diri yang baik bisa menjadi cara meningkatkan EQ yang baik,lho. Yang mana hal tersebut bermanfaat untuk memastikan bahwa kamu bertindak dengan tepat dalam setiap situasi. Bahkan saat sedang emosi berar, yang mana mungkin kamu bisa menangis atau melakukan hal-hal di luar kewajaran untuk melampiaskan emosi. Tapi melalui pengendalian diri, kamu mampu menyalurkan emosi ke dalam suatu aktivitas yang positif dan itu adalah solusi tepat, nih

Namun, jangan sampai juga kamu terlalu menekan emosi saat berusaha untuk mengendalikannya, ya. Ya, bersikaplah wajar saja terhadap semua emosi yang sedang menghampirimu. Sadari emosi tersebut lalu tarik napas dalam-dalam agar tetap tenang dan mampu mengenalikan diri dari emosi yang negatif.

2. Tumbuhkan motivasi

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi tetap akan termotivasi, bahkan saat hal-hal tidak berjalan sesuai dengan keinginan. Ya, istilahnya seperti ekspetasi yang tak sesuai dengan realitanya. Dimana orang-orang yang tidak memiliki kecerdasan emosional tentu merasa gagal, putus asa, marah, dan sejenisnya.

Namun, orang-orang yang terlatih memiliki kecerdasan emosional dengan selalu menumbuhkan motivasi dalam dirinya akan menyadari bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dan bahwa kamu bukanlah satu-satunya orang yang gagal di dunia ini karena sejatinya setiap orang itu mempunyai jatah gagalnya masing-masing. Sehingga motivasi terbaik untuk diri yang tengah mengalami kegagalan ialah dengan cara bangkit lagi dengan usaha semaksimal mungkin untuk sesegera mungkin menghabiskan jatah gagalnya. Sehingga dari motivasi itu tumbuhlah semangat baru lagi, lagi, dan lagi saat mengalami kegagalan tanpa tersulut oleh emosi. Mungkin bersedih hati boleh dan sangat wajar sebagai ungkapan kegagalan, tapi tidak berlarut-larut untuk orang yang memiliki motivasi hidup dalam kecerdasan emosionalnya.

3. Bersikap empati

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

Empati bukan hanya tentang merasakan apa yang orang lain rasakan, tetapi juga tentang memahami sudut pandang, tantangan, dan kekuatan orang lain. Dimana kamu tidak harus setuju dengan sudut pandang orang lain, namun hal ini akan membantu kamu untuk memahami mengapa mereka bertindak atau berpikir seperti demikian. Selain itu, cara meningkatkan kecerdasan emosional dengan berbincang tentang bagaimana perasaan orang lain mungkin terdengar seperti buang-buang waktu, tapi sebenarnya hal ini membantu meningkatkan produktivitas.

4. Stop bersikap reaktif

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

Setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi yang menyebalkan, ya. Misalnya saja mencari solusi atas permasalahan satu belum usai eh malah bertemu masalah dari dimensi yang lainnya.  Hal tersebut tentu saja dengan mudah mampu memengaruhi suasana hati dan merusak hari-harimu.

Oleh karena itu, cobalah untuk melatih kecerdasan emosional dengan menenangkan diri saat marah. Dimana kamu bisa mengambil menarik napas dalam-dalam atau mengambil segelas air untuk membuat pikiran lebih jernih. Ingat dan percayalah bahwa dengan bersikap reaktif tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan bisa saja hanya menyulut masalah-masalah baru yang lebih kompleks lagi.

5. Berpikir secara terbuka

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

kali ini lagi-lagi cara untul merupakan cara meningkatkan EQ, yang mana dengan berpikir terbuka, kamu mampu menerima kritik dan saran dari orang lain tanpa terbawa oleh rasa emosional yang berlebihan atau yang biasa disebut baper (bawa perasaan), nih.

Di sisi lain, orang-orang yang memiliki kecerdasan emosinal yang rendah cenderung tertutup dengan kritik dan saran dari orang lain. Mereka beranggapan bahwa apa yang mereka kerjakan selalu benar dan otomatis kririk dan saran yang masuk menurutnya hanya akan merendahkannya, nih. Padahal kritik dan saran bisa jadi bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekuranganmu, lho. Bahkan untuk menyempurkan apa yang kurang, sekali lagi kurang bukan sesuatu yang salah, ya.

6. Mengelola emosi negatif

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

Kamu juga dapat melatih kecerdasan emosional dengan mengelola emosi negatif yang tengah dirasakan. Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan emosi negatif ini tidak mempengaruhi cara kamu dalam berpikir serta bertindak.

Cara pertama, dengan tidak serta-merta mengambil kesimpulan buruk dari suatu situasi yang kurang Anda sukai, melainkan menilai berbagai kemungkinan penyebab dari situasi tersebut. Misalnya saja, pasangan yang marah-marah terhadap kamu tidak tentu disebabkan bahwa ia benci terhadapmu, dimana mungkin dia sedang lelah atau memiliki masalah lain sehingga mudah terpicu emosinya dan ia mengharapkan kamu bisa jadi tempat pelepasannya eh malah kamu ikutan tersulut emosi? Coba pikirkan baik-baik ilustrasi tersebut.

Langkah kedua, mengurangi ketakutan akan penolakan dengan merancang opsi atau strategi lainnya. Misalnya, menawarkan beberapa ide untuk proyek mendatang di kantor. Jika salah satu ide Anda ditolak, ada kemungkinan ide-ide lain diterima kok. Ingat bahwa istilah mati satu tumbuh seribu itu nyata adanya, jadi jangan berkecil hati yang hanya akan mematikan kreativitasmu dengan munculnya rasa emosi akibat penolakan yang ada.

7. Ekspresikan emosi kepada orang-orang terdekat

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

ilustrasi kecerdasan emosional (pixabay.com)

Pasti setiap orang memiliki relasi dekat dengan orang lain, entah itu pasangan, anggota keluarga, teman, dsb. Jangan ragu untuk mengekspresikan emosi yang kamu miliki untuk mereka, ya. Kmau juga bisa  mengekspresikannya melalui kata-kata (menanyakan kabar, menyatakan rasa sayang, serta memberikan perhatian-perhatian kecil lainnya), bahasa tubuh (tersenyum, kontak mata, memeluk, dan sejenisnya), ataupun perbuatan (memberi hadiah, membantu saat kesusahan, mendengarkan curhatan dengan fokus, dan lain-lain).

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *