Kamu salah satu orang yang suka kulineran bukan? Kalau iya, cocok banget nih, karena kali ini kita akan membahas salah satu kuliner khas daerah Solo, makanan ini saja namanya ada nama kota Solo-nya lho! Jadi pasti orang yang akan makan makanan ini langsung tahu makanan ini berasal dari mana. Kira-kira, kamu bisa tebak gak makanan khas Solo apa yang kita akan bahas?
Di Indonesia, kuliner merupakan salah satu cara bagi setiap individu untuk mencari tahu dan belajar akan suatu daerah dan budaya-nya. Contohnya saja Surabaya. Banyak sekali makanan khas Surabaya yang dapat kamu cicipi dan membuat kamu tahu bahwa apa makanan-makanan orang Surabaya setiap harinya, atau lebih tepatnya makanan khas orang Surabaya. Jadi, tidak hanya aspek budaya lainnya yang dapat kamu pelajari dan ketahui untuk mengerti suatu daerah dan budaya-nya, tetapi dari makanan khas-nya pun kamu juga bisa tahu kok! Seperti makanan khas kota Solo yang satu ini, Selat Solo!
Kamu sendiri sudah pernah makan Selat Solo belom? Kalau kamu sedang dan ingin berkunjung ke kota Solo, jangan lupa untuk cobain Selat Solo ya! Tetapi bagi yang kamu belum tahu, Selat Solo itu apa ya? Makanan khas yang satu ini adalah makanan yang sangat unik karena terinspirasi dari hidangan Eropa. Selat Solo ini berisikan bahan-bahan seperti daging sapi yang biasanya menggunakan versi impor, bawang putih, cuka, kecap manis, kecap inggris, pala dan merica.
Di dalam hidangan Selat Solo, kamu juga dapat menambahkan makanan sampingan lainnya seperti kentang, wortel, buncis, timun, kol, brokoli, keripik kentang, dan jangan lupa juga untuk menambahkan saus tomat, sambal atau mayonaise sesuai kemauan kamu! Fakta unik lainnya, Selat Solo ini ternyata merupakan makanan pembuka, bukan hidangan utama. Sebaiknya juga, kamu langsung menyantap Selat Solo saat sedang panas, karena kalau sudah didinginkan jadi tidak begitu enak.
Baca Juga :
Selat Solo juga sering sekali disebut dengan Bistik Jawa. Walaupun hindangan ini sering kali dimaksud dengan makanan yang berisikan seperti salad, bahan utama Selat Solo sendiri adalah daging. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, daging yang biasanya digunakan adalah daging khas luar atau daging impor, mengetahui makanan ini terinspirasi dari hidangan khas Eropa.
Untuk sejarahnya sendiri, kita harus kembali pada masa kolonial Hindia-Belanda. Tentunya para warga Eropa yang sedang di Indonesia pada zaman dahulu membawa makanan khas mereka untuk dimakan setiap harinya, dari situlah masyarakat merasakan percampuran dan adaptasi terhadap makanan. Kalau mereka memiliki makanan khas seperti roti, keju dan sebagainya, sedangkan kita banyak hidangan yang menggunakan resep dari/khas Jawa. Sejak itu, terbuatlah makanan khas Eropa yang berupa daging dan sayuran tetapi menggunakan resep dan bahan yang memiliki cita rasa Jawa, Selat Solo.
Kamu sudah pernah mencicipi Selat Solo belum?
Baca Juga :
Leave a Reply