Tanggal:10 May 2024

4 Tips Hemat Keuangan untuk Generasi Milenial

Stop menyia-nyiakan gajimu sendiri, ya!

Masa-masa muda ialah masa dimana kita bisa seproduktif mungkin dalam melakukan berbagai hal, khususnya dalam bekerja. Meski demikian, salah satu godaan terbesar di masa muda juga masalah keuangan, lho. Jadi, perpaduan antara jiwa muda yang masih berkobar dalam bekerja versus berbagai keinginan untuk mau ini dan itu dengan gajinya ialah sebuah dilema tersendiri bagi generasa milenial. Kalau kamu salah satu orangnya, mau sampai kapan pemasukan dan pengeluaranmu auto ludes di setiap periodenya? Syukur-syukur seimbang, lah kalau justru pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatanmu gimana? Apa tak kepikiran untuk selagi masih muda nih atau masih kuat-kuatnya produktivitas dalam bekerja bisa dong pendapatan lebih besar dari pengeluaran? Untuk apa sih? Ya jelas untuk masa depanmu, sekali lagi untuk dan atas masa depanmu sendiri, lho. Lantas bagaimana caranya? Mulai kapan ya enaknya? Mulai sekarang dengan simak penjelasan mengenai tips hemat di bawah ini!

1. Segala pengeluaran atas dasar kebutuhan

ilustrasi orang belanja (pixabay.com/StockSnap)

Siapa yang masih berprinsip berhak menggunakan gaji pribadi untuk berfoya-foya? Ya, tidak salah sih tapi coba dicerna ulang deh. Misalnya saja kamu berniat memberikan reward atas berhasilnya usaha kerasmu dalam mencapai jenjang karir yang lebih tinggi dengan membeli pakaian branded versus membeli laptop baru. Dimana kalau ditanya harga sih mungkin sama bahkan bisa lebih mahal pakaian branded, ya. Tapi kalau ditanya manfaat? Jelas tak perlu diragukan bahwa laptop lebih memiliki nilai untuk membantu produktivitas saat bekerja. Dari sini apakah kamu mulai paham prinsip mengapresiasi diri dengan berada dalam ranah kebutuhan? Ya, pengeluaran uangmu tetap harus berdasarkan kebutuhan meski tengah memberi hadiah pada diri sendiri atas suatu keberhasilan sekalipun.

Nah, dalam urusan mengapresiasi diri atas suatu keberhasilan saja masih memikirkan hadiahnya harus bermanfaat untuk kebutuhan kita secara jangka panjang. Apalagi untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya? Jelas utamakan kebutuhan pokok dibadingkan sekadar keinginan ini dan itu yang senyatanya mungkin hanya lapar mata. Sekali lagi, dalam hal ini bukan artinya kamu harus bersikap pelit terhadap dirimu sendiri, lho. Melainkan lebih pada tidak menyia-nyiakan begitu saja gaji yang berasal dari usaha kerasmu.

Baca Juga | Ciri Tanpa Sadar Menjadi Pribadi Yang Boros

2. Sisakan gaji untuk dana darurat

Ilustrasi uang tabungan (pexels.com/Pixabay)

Alih-alih berhemat kamu bisa menyisihkan uangmu untuk masuk sebagai dana darurat, nih. Jadi, kalau kebutuhanmu itu tidak mendesak amat ya tak bisa menggunakan dana darurat dan pastinya juga tak bisa menggunakan dana anggaran belanja karena jelas itu adalah pengeluaran yang cuma sekadar keinginan semata. Anggap saja saat kamu lagi mau ini dan itu bilang pada dirimu bahwa sudah tak ada uang yang tersisa karena uang hasil gaji sudah terbagi kepada anggaran belanja kebutuhan dan sisanya masuk pada dana darurat yang sudah terkunci. Jadi, tak ada uang yang tersisa untuk memenuhi hasrat berbagai keinginanmu yang rasanya tak bermanfaat itu.

Baca Juga | Cara Mengatur Keuangan

3. Buatlah 2 rekening bank

ilustrasi menggunakan kartu ATM (pexels.com/Pixabay)

Kali ini untuk menghindari tercampurnya berbagai macam dana, maka perlu dibuat rekening bank yang terpisah. Lantas, uang apa saja nih yang perlu dipisahkan? Ya antara jatah uang tabungan dan uang pengeluaran. Dimana dana darurat yang kita bahas sebelumnya masuk pada uang tabungan, ya. Sebisa mungkin jatah uang pengeluaran harus dibuat seminimal mungkin dengan catatan pas dan sesuai dengan anggaran kebutuhanmu, nih. Jangan sampai rekening pada uang pengeluaran tersisa banyak yang membuatmu berpikiran untuk segera menghabiskannya.

Urusan rekening yang berisi tabungan atau dana daruratmu otomatis tak bisa diganggu gugat tanpa syarat atau alasan yang rasional, ya. Dimana adanya rekening tabungan atau dana darurat yang terkunci ini selain membantu untuk tak memiliki hidup boros juga berguna saat kamu memang benar-benar sedang ada di situasi dan kondisi yang darurat, ya. Yang mana saat masa-masa itu terjadi dalam hidupmu, maka kamu bisa otomatis langung mengambil dana darurat yang ada di rekening tabungan, nih.

Kamu tak perlu berhutang untuk membiayai kedaruratanmu itu yang bahkan berdampak negatif secara berkepanjangan karena kamu harus berurusan dengan pembayaran cicilan utang padahal saat itu kamu sendiri tengah berada dalam situasi dan kondisi yang krisis keuangan. Rasanya memiliki dana darurat di tabungan seperti istilah sambil menyelam minum air ya? Dimana secara kehidupan normal bisa mencegah kamu untuk hidup boros karena sisa uangmu auto masuk dana darurat dan saat kehidupanmu benar-benar lagi krisis keuangan yang tak terduga kamu pun tak perlu kebigungan karena sudah punya pegangan dana darurat. Jadi, mulai sekarang tak ada alasan untuk tidak menyisihkan gajimu untuk masuk ke rekening dana darurat, ya!

4. Berinvestasi

ilustrasi grafik investasi (pexels.com/Anna Nekrashevich)

Nah, kalau kamu sudah sampai tahap ini dan mulai memahami penjelasan-penjelasan di atas artinya kamu sudah siap memiliki mindset menyimpan untuk menuai hasil yang lebih besar di masa depan, nih. Atas dan untuk masa depan siapa sih? Jelas masa depan dari dirimu sendiri. Dimana saat kamu telah berhasil menerapkan hidup hemat atas penghasilanmu yang besarnya luar biasa di masa-masa yang masih produktif ini, kini saatnya memikirkan mau dibawa kemana uang tabunganmu agar bisa lebih memiliki nilai? Jawabannya, ya dengan menginvestasikan uang yang kamu miliki.

Kalau kamu masih ragu dan bingung apakah benar uang tabungan ini harus aku invesatsikan? Dimana ini adalah pundi-pundi uang yang dengan susah payah aku dapatkan dengan kerja kerasku di masa muda ini lalu aku kumpulkan sedemikian rupa dengan melawan keinginan untuk membeli ini dan itu layaknya hasrat anak-anak milenial lainnya. Coba deh bayangkan ilustrasi sederhana ini, dengan uang sebesar sepuluh ribu di tahun 2010 dengan tahun 2021 ini jika dibelikan makanan akan lebih banyak dapat porsinya di tahun berapa? Jelas di tahun 2010, ya. Hal tersebut karena sudah pasti nilai uang semakin tahun akan semakin bernilai kecil, lho. Tapi bagaimana dengan berinvestasi? Misalnya saja invesatsi emas? Sudah terbayang bukan bahwa nilai emas cenderung stabil bahkan terdapat peningkatan di beberapa tahun terakhir ini.

Lebih lanjutnya nih biar kamu makin paham kenapa sih uangmu yang berharga itu harus diinvestasikan? Buruan cek informasi langsung dari ahlinya lewat link di bawah ini, ya!

Baca Juga | Cara Investasi Dengan Mudah Melalui Trading Saham

Kelas Trading Si Koko Saham | Vocasia

Investasi Digital Aset Crypto (Workshop) | Vocasia

Siapa yang masih berprinsip berhak menggunakan gaji pribadi untuk berfoya-foya? Ya, tidak salah sih tapi coba dicerna ulang deh. Misalnya saja kamu berniat memberikan reward atas berhasilnya usaha kerasmu dalam mencapai jenjang karir yang lebih tinggi dengan membeli pakaian branded versus membeli laptop baru. Dimana kalau ditanya harga sih mungkin sama bahkan bisa lebih mahal pakaian branded, ya. Tapi kalau ditanya manfaat? Jelas tak perlu diragukan bahwa laptop lebih memiliki nilai untuk membantu produktivitas saat bekerja. Dari sini apakah kamu mulai paham prinsip mengapresiasi diri dengan berada dalam ranah kebutuhan? Ya, pengeluaran uangmu tetap harus berdasarkan kebutuhan meski tengah memberi hadiah pada diri sendiri atas suatu keberhasilan sekalipun.

Nah, dalam urusan mengapresiasi diri atas suatu keberhasilan saja masih memikirkan hadiahnya harus bermanfaat untuk kebutuhan kita secara jangka panjang. Apalagi untuk pengeluaran-pengeluaran lainnya? Jelas utamakan kebutuhan pokok dibadingkan sekadar keinginan ini dan itu yang senyatanya mungkin hanya lapar mata. Sekali lagi, dalam hal ini bukan artinya kamu harus bersikap pelit terhadap dirimu sendiri, lho. Melainkan lebih pada tidak menyia-nyiakan begitu saja gaji yang berasal dari usaha kerasmu.

2. Sisakan gaji untuk dana darurat

Alih-alih berhemat kamu bisa menyisihkan uangmu untuk masuk sebagai dana darurat, nih. Jadi, kalau kebutuhanmu itu tidak mendesak amat ya tak bisa menggunakan dana darurat dan pastinya juga tak bisa menggunakan dana anggaran belanja karena jelas itu adalah pengeluaran yang cuma sekadar keinginan semata. Anggap saja saat kamu lagi mau ini dan itu bilang pada dirimu bahwa sudah tak ada uang yang tersisa karena uang hasil gaji sudah terbagi kepada anggaran belanja kebutuhan dan sisanya masuk pada dana darurat yang sudah terkunci. Jadi, tak ada uang yang tersisa untuk memenuhi hasrat berbagai keinginanmu yang rasanya tak bermanfaat itu.

3. Buatlah 2 rekening bank

Kali ini untuk menghindari tercampurnya berbagai macam dana, maka perlu dibuat rekening bank yang terpisah. Lantas, uang apa saja nih yang perlu dipisahkan? Ya antara jatah uang tabungan dan uang pengeluaran. Dimana dana darurat yang kita bahas sebelumnya masuk pada uang tabungan, ya. Sebisa mungkin jatah uang pengeluaran harus dibuat seminimal mungkin dengan catatan pas dan sesuai dengan anggaran kebutuhanmu, nih. Jangan sampai rekening pada uang pengeluaran tersisa banyak yang membuatmu berpikiran untuk segera menghabiskannya.

Urusan rekening yang berisi tabungan atau dana daruratmu otomatis tak bisa diganggu gugat tanpa syarat atau alasan yang rasional, ya. Dimana adanya rekening tabungan atau dana darurat yang terkunci ini selain membantu untuk tak memiliki hidup boros juga berguna saat kamu memang benar-benar sedang ada di situasi dan kondisi yang darurat, ya. Yang mana saat masa-masa itu terjadi dalam hidupmu, maka kamu bisa otomatis langung mengambil dana darurat yang ada di rekening tabungan, nih.

Kamu tak perlu berhutang untuk membiayai kedaruratanmu itu yang bahkan berdampak negatif secara berkepanjangan karena kamu harus berurusan dengan pembayaran cicilan utang padahal saat itu kamu sendiri tengah berada dalam situasi dan kondisi yang krisis keuangan. Rasanya memiliki dana darurat di tabungan seperti istilah sambil menyelam minum air ya? Dimana secara kehidupan normal bisa mencegah kamu untuk hidup boros karena sisa uangmu auto masuk dana darurat dan saat kehidupanmu benar-benar lagi krisis keuangan yang tak terduga kamu pun tak perlu kebigungan karena sudah punya pegangan dana darurat. Jadi, mulai sekarang tak ada alasan untuk tidak menyisihkan gajimu untuk masuk ke rekening dana darurat, ya!

4. Berinvestasi

Nah, kalau kamu sudah sampai tahap ini dan mulai memahami penjelasan-penjelasan di atas artinya kamu sudah siap memiliki mindset menyimpan untuk menuai hasil yang lebih besar di masa depan, nih. Atas dan untuk masa depan siapa sih? Jelas masa depan dari dirimu sendiri. Dimana saat kamu telah berhasil menerapkan hidup hemat atas penghasilanmu yang besarnya luar biasa di masa-masa yang masih produktif ini, kini saatnya memikirkan mau dibawa kemana uang tabunganmu agar bisa lebih memiliki nilai? Jawabannya, ya dengan menginvestasikan uang yang kamu miliki.

Kalau kamu masih ragu dan bingung apakah benar uang tabungan ini harus aku invesatsikan? Dimana ini adalah pundi-pundi uang yang dengan susah payah aku dapatkan dengan kerja kerasku di masa muda ini lalu aku kumpulkan sedemikian rupa dengan melawan keinginan untuk membeli ini dan itu layaknya hasrat anak-anak milenial lainnya. Coba deh bayangkan ilustrasi sederhana ini, dengan uang sebesar sepuluh ribu di tahun 2010 dengan tahun 2021 ini jika dibelikan makanan akan lebih banyak dapat porsinya di tahun berapa? Jelas di tahun 2010, ya. Hal tersebut karena sudah pasti nilai uang semakin tahun akan semakin bernilai kecil, lho. Tapi bagaimana dengan berinvestasi? Misalnya saja invesatsi emas? Sudah terbayang bukan bahwa nilai emas cenderung stabil bahkan terdapat peningkatan di beberapa tahun terakhir ini.

Lebih lanjutnya nih biar kamu makin paham kenapa sih uangmu yang berharga itu harus diinvestasikan? Buruan cek informasi langsung dari ahlinya lewat link di bawah ini, ya!

Baca Juga | Cara Investasi Dengan Mudah Melalui Trading Saham

Kelas Trading Si Koko Saham | Vocasia

Investasi Digital Aset Crypto (Workshop) | Vocasia

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *