Tanggal:23 December 2024
bug

Kenali Bug dan Cara Mengatasinya!

Bug kerap menjadi hambatan dalam sistem operasi software. Sebenarnya, apa itu bug? Bagaimana bug dapat terjadi? Untuk lebih jelasnya, simak paparan berikut. 

Arti Bug 

bug

ilustrasi bug (cr. pixabay)

Bug dalam software dapat diartikan sebagai kesalahan yang terjadi pada sistem sehingga sistem tidak dapat berjalan seperti seharusnya. Contoh terjadinya bug pada sistem, seperti aplikasi menjadi hang atau freeze, aplikasi tertutup secara tiba-tiba, tampilan layar berubah menjadi hitam, atau tampilan layar biru pada OS Windows

Baca Juga: Mengenal ORG dan Fungsinya 

Kesalahan sistem ini tidak hanya membuat penggunaan software menjadi terhambat, tetapi juga beresiko pada keamanan. Adanya celah pada keamanan dapat disalahgunakan untuk pencurian data penggunanya, penanaman malware, atau hal lainnya. Maka dari itu, diperlukan pembersihan bug atau yang dikenal sebagai debugging. Dalam bahasa Indonesia, padanan debugging disebut sebagai pengawakutuan. 

Baca juga: Apa Itu Debugging

Jenis-jenis Bug

Tidak hanya software yang mengalami perkembangan, kesalahan pada sistem juga turut berkembang menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.

1. Runtime bug 

Kesalahan pada sistem ini terjadi ketika aplikasi atau program menjalankan proses yang bukan bagian dari proses aplikasi yang seharusnya.  

2. Syntax bug 

Eror jenis muncul karena adanya kesalahan pada syntax atau script pada program. Script atau syntax perlu ditulis dengan benar karena kesalahan pada satu karakter sekalipun akan berdampak pada sistem yang dibuat. 

3. Logic bug 

Adanya kekeliruan pada sistem ini terjadi karena adanya kesalahan dalam melaksanakan perintah yang diminta, sehingga output yang dihasilkan tidak sesuai dengan perintah. 

Baca juga: Proses Pengembangan Situs Web Dalam 5 Langkah, Dari Perencanaan Hingga Peluncuran

4. Arithmetic bug 

Kesalahan ini terjadi apabila program atau aplikasi melaksanakan eksekusi dengan kalkulasi yang sudah diperintahkan. 

5. Interfacing bug 

Kekeliruan jenis ini timbul karena adanya masalah pada komponen yang berhubungan dengan tampilan yang tidak kompatibel sehingga eksekusi tidak dapat dilakukan dengan baik. 

Penyebab Bug 

Berikut beberapa penyebab bug yang secara umum terjadi pada software atau program 

Baca Juga: Mengenal DNS dan Cara Kerjanya

1. Komunikasi tidak berjalan dengan baik 

Pengembangan pada software atau program biasanya melibatkan banyak pihak, seperti tim marketing, programmer, tester, dan klien.  Apabila terjadi masalah dan luput untuk dialporkan, maka kesalahan pada sistem akan terjadi. Maka dari itu, komunikasi antar tim perlu dijalin dengan baik.

2. Tenggat waktu yang terlalu singkat 

Software atau program yang belum siap diluncurkan, namun tenggat waktu yang ditetapkan sudah dekat akan meningkatkan resiko kesalahan pada program. Misalnya, dikarenakan tenggat waktu yang semakin dekat menyebabkan luputnya pemeriksaan lanjutan atau testing pada program sehingga muncul kesalahan. 

3. Kompleksitas software 

bug

ilustrasi bug (cr. pixabay)

Software yang memiliki tingkat kerumitan tinggi akan berpengaruh pada kode yang perlu dibuat. Apalagi jika ditambah dengan fungsi dan fitur yang beragam dalam software tersebut. Hal ini akan menyebabkan kesalahan ketika penyusunan kode yang akan berimplikasi pada proses operasi sistem. 

4. Tidak adanya catatan perubahan kode

Dalam melakukan perubahan kode yang dilakukan untk mengembangkan software perlu adanya pencatatan. Hal ini mengacu pada kode yang berbeda akan menghasilkan output yang berbeda pula dan akan terjadi kesalahan pada sistem. 

5. Adanya kesalahan logis pada desain software 

Baca juga: Mengenal Apa Itu Software Testing

Pengembangan sebuah software, tentu memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut perlu dipertimbangkan dari segi arsitektur kode, bahasa pemrograman, dan waktu pengembangan, sehingga kemungkinan untuk terjadi kesalahan pada sistem dapat diminimalisir. 

6. Aplikasi third-party 

Pengembangan software yang menggunakan aplikasi pihak ketiga akan meningkatkan resiko terjadinya kesalahan. Hal itu dikarenakan aplikasi pihak ketiga biasanya terdiri dari ribuan baris kode yang belum tentu kompatibel dengan software, sehingga akan muncul resiko kesalahan pada sistem. 

Cara Meminimalisir Bug 

Paparan mengenai penyebab terjadinya kesalahan pada sistem sebelumnya menunjukkan adanya kesalahan pada sistem dapat terjadi dari faktor internal maupun eksternal. Untuk itu, perlu dilakukan cara meminimalisir kesalahan yang terjadi pada sistem. Berikut penjelasannya. 

1. Menjalin komunikasi yang baik 

Menjalin komunikasi yang baik dengan tim pengembangan software akan membantu meminimalisir terjadinya kesalahan sistem. Hal yang dapat dicoba untuk menjalin komunikasi yang baik, seperti memberikan informasi dengan singkat dan jelas, segera menginformasikan apabila terjadi kesalahan sistem, jangan ragu untuk bertanya, serta diskusikan setiap kesalahan yang ditemukan untuk menemukan solusinya. 

2. Menggunakan alat kolaborasi yang efektif

Pengembangan program dapat juga dibantu dengan menggunakan alat kolaborasi yang efektif, seperti git, trello, dan slack. Hal ini akan memudahkan tim pengembangan software karena terdapat fitur pencatat setiap perubahan yang dilakukan pada software

3. Pengerjaan dilakukan tanpa tergesa-gesa

Tenggat waktu yang diberikan untuk pengembangan software dapat disesuaikan dengan jumlah dan kemampuan tim serta kerumitan dari software. Apabila tenggat waktu dinilai terlalu terburu-buru dapat didiskusikan kembali sehingga didapatkan waktu pengerjaan yang ideal. 

4. Menggunakan kode yang mudah 

bug

ilustrasi kode (cr. pixabay)

Kode yang rumit akan meningkatkan resiko kesalahan pada sistem. Maka dari itu, hindari penggunaan kode yang rumit. Selain itu, penggunaan kode yang mudah akan membantu dalam menganalisis celah dari kesalahan dan mengefektifkan pengkodingan. 

5. Menguji kode secara berkala 

Pengujian kode yang dilakukan secara berkala akan membantu mendeteksi kesalahan lebih cepat sehingga menghemat waktu dalam pengerjaan. Pengujian ini dapat dilakukan dalam beberapa waktu, yaitu alpha testing dan beta testing.

Alpha testing merupakan pengujian fungsional software yang dilakukan di tahap awal pengembangan. Sedangkan, beta testing dilakukan untuk memastikan kesiapan penggunaan software secara umum.

6. Melakukan program bug bounty 

Bug bounty adalah langkah pencegahan yang dapat dilakukan dengan melibatkan pengguna dan developer lain untuk menemukan kesalahan dan melaporkannya pada pemilik software. Hal ini akan membantu kerja tim karena pemburu bug akan memiliki perspektif yang baru terhadap software. 

7. Menggunakan metodologi agile

Penggunaan metodologi pengembangan agile akan meminimalisir terjadinya kesalahan pada software. Hal tersebut dikarenakan metodologi ini mengutamakan pengembangan yang dilakukan secara terus-menerus, sehingga fase dalam pengembangan berbeda dari fase sebelumnya. 

Itulah paparan mengenai bug dan cara mengatasinya. Apabila Anda ingin mengetahui lebih lanjut proses pengembangan software dan pencegahan bug, kunjungi kelas Web Design Seri HTML dan CSS: desain web menggunakan HTML dan CSS di vocasia.id 

Selain dibimbing oleh pengajar yang kompeten di bidangnya, Anda juga akan mendapatkan harga penawaran khusus! Tunggu apalagi? Ayo, daftarkan dirimu segera!

Kursus belajar pemograman untuk anak vocasia
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *