1. Memulainya Hanya Butuh Internet
Namanya juga pekerjaan online, ya tentu saja untuk memulainya hanya membutuhkan jaringan internet, ya. Dimana kamu dapat memanfaatkan internet untuk sebagian besar urusan bisnis reseller nih, seperti mencari sumber supplier tangan pertama, promosi secara masif, bahkan melakukan transaksi jual belinya juga berbasis online.
Menjadi reseller berarti memaksimalkan internet agar mendapat keuntungan dari sistem reseller. Misalnya saja, kamu dapat menggunakan berbagai channel untuk menjual produk, seperti membuat website, gabung di platform marketplace, membuat channel YouTube, membuat feed dan instastory di Instagram dan sejenisnya, ya. Sehingga dapat dikatan bahwa menjalankan bisnis reseller itu pemasukannya ya berasal dari internet.
2. Nyaris Tanpa Modal
Nah, ini adalah poin terpenting dimana menjadi seorang reseller itu tak membutuhkan banyak modal kok. Khususnya buat kamu nih yang mau mulai menjadi reseller tapi takut karena budgetnya terbatas bahkan nyaris tak punya modal usaha. Eitss jangan risau dan sudahi kekhawatiranmu itu karena menjadi reseller juga bisa tetap berjualan dengan sistem melakukan promosi saat produk belum kamu pegang atau tanpa kamu punya stok barang yang hendak dijual.
Alur kerja dari reseller yang nyaris tanpa modal tersebut dapat menggunakan strategi pre-order., dimana yang perlu kamu lakukan cukup mengumpulkan konsumen dalam jangka waktu atau kuota tertentu terlebih dahulu, ya. Nah, jika sudah memenuhi minimal order dari supplier (di sini minimal order untuk mendapatkan harga yang lebih murah ya, layaknya harga grosiran nih), barulah kamu dapat memesan barang tersebut dan mengirimkannya ke konsumen. Bagaimana? Benar-benar tanpa modal, bukan? Kamu pun tak perlu takut mengalami kerugian karena risiko tak lakunya barang daganganmu, nih. Hal tersebut tentu saja karena kamu cukup membeli barang dagangan yang memang sudah dipesan oleh para konsumenmu, ya!
- Baca juga : 8 Bisnis dengan Modal Kecil, Untung Besar
3. Dapat Menentukan Harga yang Kompetitif
Seperti penjelasan poin di atas beorang reseller itu bekerja dengan sistem menyetok produk dari supplier dan menjualnya kembali, ya. Yang mana pada umumnya supplier skala besar menawarkan harga yang lebih miring untuk pembelian dari si reseller dalam kuantitas yang besar atua pembelian grosiran. Oleh karena itu, semakin banyak kamu sebagai seorang reseller membeli produk dari si supplier, maka semakin murah harga yang didapatkan.
Apa sih akibatnya? Tentu saja kamu bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar, ya. Bayangkan saja suatu produk di pasaran berharga normal dalam kisaran 30 ribu, akan tetapi kamu mendapatkan barang yang kamu beli dalam jumlah banyak dari supplier tadi seharga 15 ribu, maka dengan menjualnya lagi seharga 20 ribu hingga 25 ribu saja di mata konsumen harga tersebut sudah miring dari harga normalnya tapi tentu saja kamu tetap mendapatkan keuntungan dong.
Pada sisi ini, reseller sangat diuntungkan karena dapat melakukan persaingan harga normalnya, ya. Bahkan nih bisa sangat unggul dibanding dropship yang menjual produk dengan harga toko ditambah margin keuntungan. Yang mana kamu seorang reseller dapat memasang harga yang kompetitif karena mendapatkan harga miring dari supplier langsung daripada dropship atau bahkan dengan toko lain.
Selain itu, menjadi reseller juga sangat memungkinkan kamu untuk cepat balik modal sekaligus mendapatkan keuntungan. Mengapa? Secara logika sebagai reseller, kamu tidak perlu mengeluarkan ongkos produksi suatu barang. Di tambah lagi supplier seringkali memproduksi barang dalam jumlah yang banyak untuk kemudian dijual pada si reseller dengan harga yang relatif terjangkau sehingga si reseller pun menjual lagi dengan harga yang miring dari harga normalnya untuk mendapatkan banyak konsumen yang pada akhirnya modal cepat balik dengan keuntungan yang berlipat ganda, nih.
- Baca juga : Penasaran Berapa Sih Harga Pasang Iklan di Times Square New York?
- Baca juga : Hobi Fotografi dapat Penghasilan? Ini dia cara menjual foto hasil jepretanmu
4. Produk yang Dijual Variatif
Beruntungnya reseller adalah dapat menyetok dan menjual produk dari berbagai brand atau toko, lho. Dengan begitu, kamu dapat memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen di tokomu, nih. Selain itu, Anda dapat menjual produk dengan menyesuaikan keinginan pasar.
Reseller dapat dengan mudah masuk ke dalam momentum-momentum tertentu saat menjual produk. Misalnya, saat masa pandemi seperti sekarang ini, maka kamu dapat menjual berbagai macam new normal kit seperti hand sanitizer, masker, sarung tangan, toilet seat spray, dan sejenisnya, ya. Tentunya kamu juga bisa menentukan supplier lebih dari satu, nih. Hal tersebut agar produk yang kamu jual lebih bervariasi dan juga dapat menjual paket bundling produk dengan tema tertentu, lho.
- Baca juga : 5 Contoh Meningkatkan Produktivitas Kerja
5. Bebas Mengatur Stok dan Mengaudit Penjualan
Fleksibilitas seorang reseller dapat dilihat saat mengatur stok produk dan mengaudit penjualan. Reseller dapat menentukan kapan harus menambah stok dari supplier. Sehingga, jumlah stok yang ada dapat stabil sesuai dengan kebutuhan. Keuntungan ini membuat pelayanan reseller lebih cepat karena dapat menjual stok yang sudah ada.
Reseller juga dapat menyesuaikan gaya audit sendiri. Tentu saja hal itu sangat jauh berbeda dengan audit versi perusahaan, dimana kamu sebagai reseller dapat melakukan audit persediaan produk dengan fleksibel dan tetap sederhana saja, ya. Contohnya seperti membuat tabel barang yang terjual, update persediaan stok, dan tabel untung-rugi yang dapat kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuanmu pastinya.
- Baca juga : Pengertian dan Sejarah Perkembangan Retorika
- Baca juga : 5 Jenis konten Video yang dapat menghasilkan uang
Leave a Reply