Tanggal:05 May 2024

Tahukah Kamu Perbedaan Hidroponik NFT dan DFT? Simak Penjelasannya!

Saat ini, teknik budidaya tanaman yang simple dan minimalis semakin banyak disukai oleh berbagai kalangan. Khususnya usai pandemi Covid-19 yang sempat melanda dunia dua tahun belakangan. Budidaya tanaman dengan teknik hidroponik menjadi salah satu hobi baru yang disukai lantaran mampu diterapkan di lahan minim, tidak menguras tenaga, serta hemat biaya.
Namun, tahukah kamu jika ternyata ada banyak sistem hidroponik yang bisa digunakan di lahan sempit? Kali ini kita akan membahas perbedaan dari dua di antara banyak sistem tersebut, yakni hidroponik NFT dan hidroponik DFT. Simak penjelasan selengkapnya ya!

Definisi Hidroponik NFT dan Hidroponik DFT

Tanaman Hidroponik (Sumber: canva.com)

Sistem hidroponik NFT atau Nutrient Film Technique merupakan salah satu tipe hidroponik yang cukup spesial. Dikembangkan pertama kali oleh Dr. A. J. Cooper pada akhir 1960-an, hidroponik NFT megusung sistem budidaya yang memungkinkan akar tanaman tumbuh pada susunan gizi yang cukup dangkal. Selain itu, pada sistem NFT tanaman akan mampu tersirkulasi dengan baik sehingga memperoleh cukup oksigen, air, dan juga gizi.
Sementara itu, tipe DFT atau Deep Flow Technique merupakan sistem hidroponik yang memanfaatkan metode penggenangan air dalam mendistribusikan air serta nutrisi pada tanaman.

Perbedaan Sistem Hidroponik NFT dan Hidroponik DFT

  • Sistem Hidroponik NFT

Penerapan sistem yang satu ini tergolong cukup mudah lantaran cara pembuatannya yang hanya membutuhkan talang air, pompa aquarium, pipa, bak air, serta beberapa komponen lain yang mudah ditemukan. Pada sistem ini, nutrisi nantinya akan dipompa ke tanaman dengan melalui aliran air yang cukup tipis sehingga nantinya akar tumbuhan akan bersinggungan dengan lapisan tipis nutrisi yang mengalir.

Sistem Hidroponik (Sumber: canva.com)

Aliran air yang sudah dicampuri dengan nutrisi ini memiliki ketebalan mulai dari 1-3mm dan dialirkan melewati akar (menyentuh akar tanaman) secara terus menerus. Selain itu, pada sistem ini talang air sengaja dimiringkan sekitar 2-5 derajat. Air yang dialirkan akan kembali ke ember dan pompa akan membuat air naik kembali ke talang air dan begitu seterusnya.
  • Sistem Hidroponik DFT

Berbeda dengan sistem NFT yang mengaliri akar dengan aliran air super tipis yang sudah mengandung nutrisi, sistem DFT memiliki kedalaman air dengan kisaran 4-6 cm. Hal ini membuat air bernutrisi tersebut tidak setipis NFT sehingga bersifat menggenangi tanaman. Selain itu, talang air untuk sistem DFT juga tidak dibuat miring seperti pada sistem NFT.
Pada sistem ini, air nantinya akan dialirkan dari tandon nutrisi melalui pipa atau selokan. Nantinya, air tidak akan langsung mengalir melainkan akan menggenang terlebih dahulu sebelum nantinya mengalir secara otomatis apabila sudah melebihi batas yang ditentukan. Nantinya, air nutrisi tersebut akan dialirkan kembali ke tandon dan begitu seterusnya.

Kelebihan dan Kekurangan yang Dimiliki Sistem NFT

Dari penjelasan mengenai mekanisme dari masing-masing sistem di atas, terdapat beberapa keunggulan dan kekurangan yang dimiliki oleh tiap-tiap sistem.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem NFT (Sumber: canva.com)

  • Kelebihan

  1. Menggunakan aliran air yang tipis dan merata sehingga tanaman dapat tumbuh dengan seragam lantaran dialiri oleh air dan nutrisi yang seimbang.
  2. Dengan sistem NFT, pertumbuhan tanaman akan berjalan lebih cepat lantaran akar tanaman menyentuh nutrisi secara langsung.
  3. Pada sistem ini relatif mudah untuk mengontrol nutrisi yang diberikan pada tanaman.
  4. Karena pada sistem NFT air dialirkan secara terus menerus, tanaman akan memperoleh nutrisi yang baik secara terus menerus pula.
  5. Kebutuhan air pada tanaman akan terpenuhi dengan baik
  6. Dengan posisi talang air yang miring, risiko pengendapan kotoran pun akan semakin rendah.
  7. Hemat air karena aliran yang sangat tipis.
  • Kekurangan

  1. Sangat bergantung pada listrik karena air dialirkan dengan menggunakan bantuan pompa.
  2. Jika pompa berhenti berjalan atau listrik mati, maka semua nutrisi yang ada di dalam pipa akan habis dan tanaman dapat mengering dalam beberapa jam.
  3. Jika ada tanaman yang sakit, maka penyakit dapat terbawa aliran air dan dengan mudah menyebar ke seluruh tanaman.

Baca juga: Cara Budidaya Kangkung Hidroponik, Super Mudah!

Kelebihan dan Kekurangan yang Dimiliki Sistem DFT

Selain sistem NFT, sistem DFT juga tidak luput dari kelebihan serta kekurangan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang ada pada sistem DFT.
  • Kelebihan

  1. Tidak terlalu bergantung pada listrik. Karena air digenangkan terlebih dulu sebelum dialirkan, maka meski listrik padam. genangan tersebut tetap bisa memberikan nutrisi pada tanaman.
  2. Sistem DFT relatif lebih hemat listrik karena pompa tidak harus selalu dalam kondisi menyala.
  3. Bisa digunakan pada berbagai jenis tanaman.
  4. Meski berbeda dengan sistem NFT, sistem DFT juga tidak kalah dalam hal memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dengan baik.
  • Kekurangan

  1. Adanya risiko pembusukan akar lantaran akar terus-menerus terendam air.
  2. Biaya yang diperlukan untuk membuat sistem DFT relatif mahal.
  3. Tidak hemat air karena membutuhkan lebih banyak air nutrisi untuk menciptakan genangan air.
  4. Perawatan yang cukup sulit karena adanya potensi endapan kotoran di dalam pipa yang mengharuskan pembongkaran pipa untuk membersihkannya.
Nah, itulah dia beberapa perbedaan yang dimiliki oleh sistem hidroponik NFT dan hidroponik DFT. Ingin mencoba peruntungan melalui hidroponik di rumah? Bingung mau mulai dari mana? Yuk ikuti kursus hidroponik yang bisa kamu akses seumur hidup berikut ini!
kursus belajar membuat dimsum vocasia
Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *