Pernahkah kamu mengunjungi sebuah website untuk mencari sepatu, baju, tas, atau semacamnya? Sesaat kemudian, ketika mengunjungi website lain kamu menemukan produk yang sama seperti yang ditampilkan pada website sebelumnya. Jika pernah mengalami hal tersebut, maka dapat dipastikan itu adalah iklan yang ditampilkan oleh Google Display Network (GDN). Sederhananya, GDN adalah rangkaian atau jaringan web yang bekerja sama dengan Google. Mau tahu lebih banyak tentang GDN? Yuk simak informasi berikut!
Mengenal GDN
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa GDN adalah rangkaian atau jaringan web yang bekerja sama dengan Google. Keberadaan GDN adalah alat ideal untuk menarik pelanggan dengan jumlah yang banyak melalui pemasangan iklan. Iklan yang dibuat pada GDN bisa berbentuk teks, gambar, dan video interaktif. GDN berguna untuk menambah leads, meningkatkan awareness dan exposure kepada calon pembeli, dan mengecilkan target pasar sehingga iklan yang dibuat menjadi lebih tepat sasaran.
Baca juga |
Jenis Penargetan pada Layanan GDN
Sebelum memasang iklan di GDN, kamu pasti ingin tahu iklan tersebut akan muncul di mana. Ternyata kamu bisa mengatur lokasi penayangan iklan lho! Layanan GDN memungkinkan kita untuk melakukan penargetan iklan atau ad targeting. Ada beberapa jenis targeting yang bisa dipilih. Yuk cek di bawah sini!
1. Topic Targeting
Kamu bisa memanfaatkan topic targeting jika ingin memasang iklan pada website atau platform terkait topik-topik tertentu. Misalkan, menjual peralatan masak. Kamu pasti menginginkan iklan tersebut muncul di website yang berkaitan dengan resep makanan atau rumah tangga, bukan? Nah, topic targeting mencegah iklan muncul di website atau platform yang tidak berkaitan sama sekali dengan produk yang kamu tawarkan. Meskipun demikian, lingkup topic targeting masih cukup luas. Contohnya, topik rumah tangga tentu tidak terhubung pada peralatan masak saja tetapi juga produk-produk rumah tangga lainnya. Oleh karena itu, topic targeting menjadi kurang cocok apabila kamu ingin menargetkan lokasi iklan secara lebih spesifik.
Baca Juga | Target Market: Pengertian, Cara Menentukan Dan Contoh
2. Keyword/Contextual Targeting
Keyword/contextual targeting memungkinkan kamu untuk menghubungkan iklan dengan keyword atau kata kunci tertentu. Apabila kamu menjual peralatan masak, maka keyword yang dapat digunakan untuk menghubungkan iklan adalah kata seperti dapur, memasak, pisau, dan sejenisnya. Hal ini membuat iklan kamu akan dimunculkan pada website atau platform yang terhubung dengan keyword tersebut. Sesuai dengan namanya, kamu bisa memanfaatkan tipe ini untuk menempatkan iklan sesuai konteks yang diinginkan.
Baca Juga | Pengertian Keyword, Jenis – Jenisnya, Dan Tips Lengkap
3. Interest Targeting
Apakah kamu khawatir iklan yang kamu buat tidak sampai ke orang-orang yang tertarik dan membutuhkan produk kamu? Jika iya, maka kamu bisa mencoba menggunakan interest targeting. Dengan memanfaatkan interest targeting kamu dapat memunculkan iklan berdasarkan preferensi atau kesukaan target market. Misalkan, produk kamu menargetkan calon pembeli bergaya hidup mewah, maka iklan akan muncul di hadapan pengguna yang mempunyai preferensi tersebut. Namun, sebelum melakukan interest targeting, kamu harus sudah mengetahui karakteristik calon pembeli.
Baca Juga | Metode SMART: Langkah Jitu Dalam Menggapai Target
4. Placement Targeting
Apabila kamu sudah mengetahui website atau platform apa yang sering dikunjungi oleh calon pembeli, maka kamu bisa memasang iklan di tempat tersebut. Inilah yang disebut dengan placement targeting. Contohnya, setelah melakukan obsevasi terhadap website A, B, dan C, kamu memutuskan untuk memasang iklan di website A dan B saja karena sebagian besar calon pembeli lebih sering mengunjungi dua website tersebut. Itulah mengapa placement targeting dikatakan sebagai pilihan yang lebih tepat apabila kamu mencari opsi targeting yang sangat spesifik. Lalu, bagaimana jika kamu belum mengetahui website atau platform mana yang sering dikunjungi oleh calon pembeli? Tenang saja, masih ada opsi automatic placement, yakni Google akan mencarikan website atau platform mana yang sesuai dengan keyword iklan kamu.
Baca Juga | Rebranding: Pengertian, Fungsi, Tahapan
5. Remarketing Targeting
Pernahkah kamu menemukan iklan produk di suatu website, lalu menemukan iklan yang sama saat membuka website lain? Jika kamu pernah mengalami hal tersebut berarti kamu baru saja menyaksikan praktik remarketing. Remarketing targeting cocok bagi kamu yang ingin meraih calon pembeli yang sudah tertarik, tetapi belum cukup terdorong untuk membeli. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan remarketing targeting untuk meningkatkan brand awareness sembari meningkatkan konversi.
6. Demographic Targeting
Kamu bisa menampilkan iklan berdasarkan karakteristik calon pembeli. Mulai dari umur, gender, domisili, dan lain-lain. Namun, tipe ini baru dapat dilakukan jika kamu sudah memiliki data tentang karakteristik calon pelanggan atau buyer persona. Dengan demographic targeting, kamu dapat benar-benar yakin bahwa iklan yang kamu buat muncul di hadapan audiens yang tepat.
Baca juga |
- Iklan Niaga : Pengertian, Tujuan, dan Contohnya
- Berikut 4 Tujuan Iklan untuk Sebuah Bisnis yang Perlu Kamu Ketahui
Manfaat GDN
Berikut adalah empat manfaat yang bisa kamu dapatkan jika menggunakan GDN.
1. Meningkatkan Brand Awareness
GDN bisa meningkatkan brand awareness karena GDN mampu menjangkau hingga 90% pengguna internet dan ditampilkan di lebih dari dua juta website. Iklan yang kamu pasang dapat muncul di mana-mana, mulai dari website, aplikasi, games, dan lainnya sehingga orang-orang menjadi familiar dengan brand ataupun produk yang kamu tawarkan.
2. Bisa Menggunakan Iklan Visual
Iklan di GDN bisa berbentuk visual dan banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa visual lebih menarik daripada teks. Misalkan, 70% informasi yang diproses otak adalah berupa visual atau 80% orang lebih bisa mengingat apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka baca. Dengan kata lain, kemungkinan besar pengunjung akan mengklik iklan GDN berbentuk visual daripada iklan teks biasa.
3. Berbagai Jenis Targeting
Ada berbagai jenis targeting yang bisa kamu pilih di GDN untuk menampilkan iklan. Mulai dari targeting berdasarkan preferensi, demografi, traffic, dan lain-lain. Banyaknya jenis targeting memberikan kamu keleluasaan untuk mengatur strategi marketing yang sesuai dengan usaha atau bisnis yang kamu geluti.
4. Remarketing
Sesuai dengan yang sudah dijelaskan di atas, remarketing adalah proses ketika GDN menampilkan kembali iklan kepada orang yang sudah pernah mengklik iklan tersebut tetapi belum melakukan pembelian. Remarketing sangat berguna karena berfungsi untuk mempertahankan buying intent calon pembeli.
Baca juga |
7 Tips Menggunakan GDN untuk Memaksimalkan Keuntungan
1. Buat Iklan Visual
Meskipun GDN bisa menampilkan iklan visual, nyatanya 67.5% iklan yang ditambilkan di GDN masih berupa teks. Padahal teks memiliki tingkat klik yang lebih rendah dibandingkan dengan visual. Berdasarkan WordStream, iklan berbentuk teks mendapat click through rate sebesar 0.23%. Angka ini jauh lebih kecil daripada iklan visual dengan 0.31%.
2. Buat Berbagai Format Iklan
Tidak semua website atau platform mendukung tampilan beberapa format display ads sekaligus. Terkadang website sengaja mengatur agar iklan ditampilkan menggunakan satu format saja. Oleh karena itu, jaringan iklan akan menjadi sia-sia jika hanya membuat iklan GDN dengan satu format saja. Pastikan kamu membuat berbagai format, resolusi, dan versi iklan GDN agar dapat ditampilkan di lebih banyak tempat.
3. Gunakan Managed Placements
Managed placement adalah satu-satunya jenis targeting yang memberikan kamu kendali penuh untuk menentukan di mana iklan akan ditampilkan. Kamu bisa memilih website/aplikasi/plarform mana yang akan menampilkan iklan tersebut sehingga benar-benar tepat sasaran. Berbeda dengan targeting lain yang dipilih oleh Google secara otomatis.
4. Gunakan Budget dengan Bijak
Mulailah kampanye dengan budget yang rendah terlebih dahulu, lalu evaluasi hasilnya. Sangat tidak disarankan untuk menghabiskan budget dalam sekali kampanye GDN. Apabila hasil kampanye tersebut bagus dan memuaskan, maka kamu bisa menaikkan budgetnya secara perlahan. Namun, jika hasil kampanye tidak sesuai harapan, kamu bisa memulai kampanye lain dengan budget yang tersisa. Dengan strategi ini, uang kamu tidak akan terkuras dengan sia-sia.
5. Ingat Remarketing
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa remarketing berfungsi untuk mempertahankan minat membeli calon pembeli walaupun mereka belum membeli produk. Remarketing membuat brand kamu menjadi yang pertama terlintas di pikiran calon pembeli maupun pelanggan setia.
6. Selalu Awasi Iklan
Kamu harus rutin mengawasi dan mengamati iklan yang kamu pasang. Algoritma Google memang berusaha untuk menempatkan iklan secara relevan tetapi algoritma Google juga kadang tidak konsisten. Bisa saja beberapa hari lalu iklan kamu sudah ditampilkan di website yang relevan tetapi entah mengapa iklan tersebut tidak muncul lagi. Misalkan, kamu pasti tidak mau iklan makanan kucing muncul di website kuliner. Keduanya memang sama-sama makanan tetapi target audiensnya berbeda. Tidak semua pengunjung website kuliner memelihara kucing ataupun membutuhkan makanan kucing. Jika sudah begini, iklan yang dijalankan malah tidak tepat sasaran. Jadi, penting untuk selau mengawasi kampanye iklan agar performanya sesuai dengan strategi pemasaran yang kamu terapkan.
7. Sisihkan Budget untuk Testing
Jaringan GDN sangat besar dengan pilihan targeting yang amat beragam. Kamu mungkin kehilangan calon pembeli potensial apabila hanya berfokus pada satu targeting saja. Namun, akan menjadi sangat percuma jika kamu menggelontorkan dana untuk berbagai jenis targeting. Oleh karena itu, cobalah untuk melakukan testing terlebih dahulu. Sisihkan 10-20% budget iklan kamu untuk melakukan testing. Setelah itu, lakukanlah evaluasi apakah targeting baru tersebut perlu untuk diterapkan untuk iklan selanjutnya.
Baca juga |
Mengapa Digital Marketing Penting?
Saat ini kepopuleran digital marketing sudah tidak perlu diragukan lagi. Beberapa keunggulan digital marketing adalah biaya cukup murah, jaringan luas, hemat tenaga, dan masih banyak lainnya. Yakin tidak minat belajar digital marketing? Seiring dengan semakin derasnya transformasi digital, pemahaman digital marketing semakin dibutuhkan. Yuk ketahui lebih banyak tentang:
- Riset pasar
- Kata kunci
- Media sosial commerce
- Buyer persona dan lainnya
Mantap banget deh! Ikuti kelasnya sekarang: Memulai Bisnis dengan Menerapkan Strategi Pemasaran melalui Digital Marketing
Leave a Reply