Tanggal:17 September 2024

Apa Itu Research Gap? Pengertian, Jenis, dan Cara Menemukan

Bagi sebagian besar orang, istilah research gap atau kesenjangan penelitian mungkin bukan lagi sebuah ungkapan yang asing, terutama bagi para pegiat riset. Seperti yang banyak orang sudah ketahui, kepentingan riset tidak hanya berlaku bagi akademisi, namun juga penting dalam berbagai bidang, termasuk dalam bisnis.

Jenis-jenis research gap terdiri dari theorytical gap, evidance gap, population gap, dan empirical gap. Di sini kamu akan menemukan ketidakkonsistensi hasil penelitian yang disebabkan dari objek penelitian dan ruang lingkup penelitian. Sebaiknya, saat melakukan riset, kamu membatasi ruang lingkup penelitian agar memudahkan mengolah datanya.

Ketika mencari dan menemukan solusi untuk mengatasi kesenjangan penelitian, kamu perlu mengidentifikasi jenis research gap apa yang kamu temukan dalam proses menjalankan bisnismu. Lantas, apa sebenarnya pengertian dari research gap itu? Apa saja jenisnya? Dan bagaimana cara menemukannya? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.

Baca juga: Target Market: Pengertian, Cara Menentukan dan Contoh

Pengertian Research Gap

Pengertian Research Gap. Sumber: unsplash.com

Secara umum, research gap adalah topik atau area, di mana informasi yang hilang atau tidak memadai membatasi kemampuan pengulas. Demi mencapai kesimpulan untuk pertanyaan yang diberikan atau suatu keadaan, ketika terjadi inkonsistensi antara hasil penelitian dengan data pendukung.

Dalam pengertian lain, research gap juga bisa diartikan sebagai kesenjangan penelitian yang berasal dari perbedaan hasil penelitian terdahulu (meliputi konsep, teori, data atau masalah di lapangan) yang akan menjadi celah bagi penelitian selanjutnya. Research gap biasanya terjadi karena ada bagian yang luput saat melakukan penelitian lalu memberikan jawaban berbeda.

Research gap dalam proses bisnis tentu akan sangat mempengaruhi kelancaran bisnis serta profit yang akan dihasilkan. Pun, kesenjangan penelitian dapat menimbulkan kerugian bagi bisnis yang kamu jalankan apabila hal ini tidak ditemukan dan dicari jalan keluarnya. Sehingga, perlu bagi para pegiat bisnis untuk mengidentifikasi research gap dalam proses market research demi kepentingan bisnis.

Baca juga: Apa Itu Market Research?

Jenis-Jenis Research Gap

Jenis-Jenis Research Gap. Sumber: unsplash.com

1. Theoretical Gap

Theoretical gap adalah kesenjangan dalam penelitian yang berhubungan dengan teori dalam suatu riset. Ada kemungkinan bahwa riset menggunakan teori yang memiliki kekurangan atau kelemahan sehingga menyebabkan adanya gap ketika kamu menerapkannya dalam bisnismu. Atau, ada pula kemungkinan bahwa hasil penelitian yang kamu peroleh merupakan kasus baru sehingga belum dapat teori apa pun yang menjelaskan.

2. Evidence Gap

Jenis berikutnya ialah evidence gap, yaitu yang menekankan kesenjangan bukti penelitian. Yang menjadi tolok ukur adanya perbedaan adalah fakta umum yang sudah biasa terjadi. Dengan kata lain, kamu akan menemukan titik kesenjangan antara fenomena yang tidak asing terjadi dengan bukti lapangan yang ada. Dengan begitu kamu dapat mengatur strategi berdasarkan hasil penelitian terbaru.

3. Population Gap

Khususnya dalam produktivitas bisnis, jangkauan populasi dalam mengambil data research sangatlah penting. Atau mungkin kamu lebih sering mendengar istilah penentuan target market. Inilah bahan utama untuk melihat adanya population gap dalam research sebelumnya.

Kesenjangan pada aspek ini dapat dilihat dari perbedaan antara fenomena umum dengan data lapangan yang diperoleh. Telusuri lebih dalam mengenai oleh siapa sajakah produk diminati. Serta, apakah produk sesuai bagi usia tertentu, kalangan tertentu, personality tertentu, hingga budaya tertentu.

4. Empirical Gap

Jenis research gap lainnya yaitu empirical gap yang merujuk pada kesenjangan fenomena empiris. Adanya kesenjangan akan nampak pada hasil penelitian. Peneliti harus memperhatikan apakah terjadi inkonsistensi dalam risetnya.

Terdapatnya kesenjangan akan otomatis ditunjukkan dari inkonsistensi antara hasil dengan data faktual. Pada situasi ini, kamu dapat memanfaatkan kekurangan yang ada menjadi bahan riset. Untuk mengemasnya dapat dilakukan dengan membandingkan dengan kajian sebelumnya dan jika perlu ditunjang oleh teori yang sesuai.

Baca juga: Apa itu Market Analysis ?

Cara Menemukan Research Gap

Cara Menemukan Research Gap. Sumber: unsplash.com

1. Mencari Konsep yang Luput dari Peneliti

Metode pertama adalah mencoba mencari konsep yang mungkin luput diperhatikan oleh peneliti sebelumnya. Sebagai peneliti selanjutnya, kamu harus memperhatikan kemungkinan konsep yang terlupakan itu, untuk mencari jawaban dari kesenjangan penelitian yang terjadi. Kamu bisa meng-interview atau bertanya kepada peneliti sebelumnya tentang kemungkinan konsep yang luput tersebut, tetapi tentunya interview tersebut tetap dengan etika bisnis yang baik.

2. Menganalisis Celah dalam Riset

Selain itu, kamu dapat juga menilik celah-celah yang mungkin ada dalam riset-riset sebelumnya. Riset-riset terdahulu mungkin saja memiliki beberapa kekurangan, seperti dalam pengambilan variabel. Kamu dapat menjadikan hal ini sebagai celah untuk perbaikan dalam riset bisnis selanjutnya. Celah-celah yang ada dari kekurangan penelitian terdahulu itulah yang kemudian akan membantumu menemukan strategi bisnis yang baru, melalui peningkatan kualitas dalam riset selanjutnya.

3. Patokan Pada Hasil Penelitian yang Kurang Jelas

Dalam proses bisnis, strategi-strategi bisnis yang akan kamu ambil tentu bergantung pada hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya. Karena, bisnis tentu akan mengalami kerugian apabila keputusan bisnis bertentangan dengan riset yang kamu lakukan. Namun, tentu dapat terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan riset. Sehingga, kamu perlu mengkaji ulang dan menjadikan kekurangan sebagai kesenjangan penelitian yang solusinya dapat kamu cari.

Baca juga: Apa Itu Flywheel Marketing?

Ketika hendak melakukan research gap, mungkin kamu akan membutuhkan banyak penelitian dan pembacaan. Sebab kamu harus sangat paham dengan semua studi yang telah dilakukan, dan apa yang dikontribusikan studi tersebut pada keseluruhan pengetahuan tentang topik itu.

Buatlah daftar pertanyaan yang kamu miliki tentang topik bisnismu dan kemudian lakukan penelitian untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan itu telah dijawab dengan memuaskan. Jika belum, mungkin kamu telah menemukan celahnya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya! Jangan lupa ikuti kami di media sosial lainnya untuk mendapatkan informasi yang tidak kalah penting lainnya.

banner Kursus Online Bisnis Growth Hacking di Vocasia
virtual selling

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *