Tanggal:26 December 2024
transaksi

Transaksi: Pengertian, Sistem, Jenis, Pelaku, dan Bukti Transaksi

Transaksi menjadi sesuatu yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Transaksi kerap dilakukan untuk menukar barang yang kita inginkan dengan sejumlah alat pembayaran. Adanya interaksi ini menghasilkan perubahan atas finansial, baik bertambah atau berkurang. 

Kursus online belajar grammar vocasia

Baca Juga:

Dengan canggihnya teknologi, persetujuan antara pembeli dan penjual dalam melakukan aktivitas perdagangan ini semakin mudah dan efektif. Untuk lebih memahami mengenai aktivitas ekonomi ini, simak paparan di bawah ini sampai selesai! 

Baca juga:

Pengertian Transaksi 

transaksi

ilustrasi melakukan transaksi (sumber: pexels)

Transaksi dalam beberapa pemahaman ahli diartikan sebagai kegiatan perusahaan yang mengakibatkan perubahan kondisi harta atau finansial. Secara umum, kegiatan ekonomi ini dapat terlihat dari menjual, membeli, membayar gaji, dan beberapa jenis kegiatan ekonomi lainnya. 

Baca Juga:

Kegiatan pertukaran nilai ini perlu dipertimbangkan secara wajar. Hal ini dilakukan untuk membuktikan telah terjadinya sebuah pertukaran nilai dengan pengukuran yang murni dan sah. Jenis pengukuran yang digunakan dalam berbagai aktivitas ekonomi memerlukan pengukuran yang substansial untuk tercapai tujuan sebuah pertukaran. 

Baca Juga:

Dalam beberapa hal, penandatanganan kontrak bisnis tidak akan mengubah pengukuran akuntansi, sehingga tidak dapat tercatat sebagai transaksi. Untuk itu, diperlukan sebuah administrasi yang mengatur dan mencatat berbagai aktivitas perubahan maupun penukaran nilai. 

Baca juga:

Sistem Transaksi 

ilustrasi sistem transaksi non tunai (sumber: pexels)

Sistem dalam kegiatan penambahan nilai ini membahas mengenai sistem atau cara yang digunakan secara terus-menerus sebagai bentuk proses bisnis, baik dalam ritel tinggi maupun rendah. 

Dalam perkembangannya, sistem atau cara ini memiliki dua jenis, yaitu tunai dan nontunai. Sebagaimana yang telah disinggung sebelumnya, perkembangan teknologi telah mempengaruhi penukaran dalam proses bisnis. Sistem atau cara yang digunakan mengalami digitalisasi. Hal ini menjadi sebuah transformasi yang memerlukan pengawasan dan dukungan lembaga berwenang untuk melindungi proses transaksi. 

Sistem persetujuan antara dua pihak secara non tunai diklaim mampu meminimalisir aktivitas ilegal dalam pasar gelap. Hal ini juga diakibatkan oleh kekurangan dari mata uang tunai yang memiliki celah dalam bentuknya untuk dimanipulasi, sehingga lebih rentan digunakan untuk aktivitas ilegal. 

Selain pemakaian kartu kredit dan debit dalam aktivitas persetujuan antara dua pihak ini, ada pula platform penyedia transaksi yang ada di perangkat seluler. Pemakaian platform ini hanya memerlukan koneksi internet untuk melakukan pembayaran. Beberapa platform ini, diantaranya PayPal, GoPay, GrabPay, OVO hingga Dana. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir tidak memegang uang tunai sebagai alat penukar barang. Cukup pergunakan perangkat seluler dan pembayaran dapat dilakukan. 

Baca juga: Ini Dia 7 Metode Pembayaran Online Paling Populer Di Indonesia

Pelaku Transaksi 

Dalam prosesnya, orang yang melakukan pembayaran atau persetujuan disebut sebagai pelaku transaksi. Terdapat dua jenis pelaku dalam melakukan pembayaran, yaitu 

1. Pemberi Dana 

Pelaku pembayaran ini merupakan mereka yang memberikan sejumlah nilai atas proses pembelian terhadap suatu produk maupun jasa. Pemberi dana juga berhak untuk mendapatkan yang dia ingin sesuai dengan kesepakatan persetujuan yang telah disepakati dua belah pihak. 

ilustrasi pelaku transaksi (sumber: pexels)

2. Penerima Sejumlah Dana 

Mereka adalah pihak yang menerima sejumlah nilai yang berasal dari kegiatan penukaran barang atau jasa yang dijualnya. Penerima dana juga berhak menerima haknya sebagai penjual berdasarkan cara, jumlah, dan waktu pembayaran yang telah disepakati dengan pembeli atau pemberi dana sebelumnya. 

Jenis-jenis Transaksi dalam Ekonomi 

Adapun beberapa jenis persetujuan yang disepakati oleh dua pihak dalam ekonomi, diantaranya sebagai berikut. 

1. Transaksi Internal 

Pertukaran jenis ini akan melibatkan pihak-pihak yang berada dalam perusahaan untuk menciptakan perubahan kondisi ekonomi di dalamnya. Adapun beberapa contoh dalam pertukaran jenis ini adalah memo dari orang yang berada di atas seseorang yang diperintah, perubahan kebijakan untuk nilai finansial karena penyusutan, serta pemanfaatan beberapa perlengkapan kantor untuk digunakan berbagai divisi di dalam perusahaan. 

Baca juga: Apa Saja Alat Pembayaran Non Tunai?

2. Transaksi Eksternal 

Dalam pertukaran jenis ini, kegiatan pertukaran atau kebijakan finansial melibatkan pihak luar dari perusahaan. Hal ini juga memiliki tujuan yang sama seperti pertukaran internal, yaitu menciptakan perubahan kondisi finansial perusahaan. Contoh dalam kegiatan ekonomi eksternal ini, diantaranya penjualan produk atau lainnya dengan pihak luar, melakukan pembayaran atas pembelian dari pihak lain, serta proses pelunasan utang piutang dengan pihak lain. 

Alat Bukti Transaksi 

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, prose pertukaran dalam jual beli dilakukan sebagai bukti adanya kegiatan ekonomi antara dua pihak. Hal itu mengakibatkan diperlukannya ada alat yang membuktikan telah terjadi [pertukaran. Alat bukti tersebut disebut sebagai alat bukti transaksi. Di sisi lain, alat ini juga digunakan untuk menghindari sengketa yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Berikut ini alat-alat yang digunakan sebagai bukti transaksi yang terjadi. 

1. Bukti Transaksi Internal 

Alat bukti jenis ini merupakan alat bukti yang digunakan di dalam perusahaan. Oleh karena itu, alat pembuktian jenis ini biasanya berbentuk memo internal untuk diberikan pada bawahan atau kolega dari atasan maupun seseorang yang memiliki jabatan tertentu di suatu perusahaan. 

2. Bukti Transaksi Eksternal 

Dalam prosesnya, ada pula transaksi yang terjadi di luar pihak perusahaan. Sebagai bukti terjadinya pertukaran dengan pihak luar, diperlukan alat bukti. Alat bukti tersebut terdiri atas beberapa bentuk, yakni: 

a. Faktur 

ilustrasi faktur (sumber: pexels)

Secara umum, faktur merupakan alat bukti yang digunakan ketika satu pihak melakukan kredit. Maka dari itu, faktur juga dapat diartikan sebagai bukti penilaian penjualan dan pembelian yang dilakukan secara kredit. 

b. Kuitansi 

Kuitansi merupakan alat bukti pembayaran yang sah karena mengandung tanda tangan antara penerima dana dan pemberi dana. Selain ini, kuitansi juga mengandung jumlah yang dibayarkan/diterima, sehingga menambah kesahannya. 

c. Nota debit 

Nota debit adalah bukti persetujuan jual dan beli sebagai pengembalian barang yang sudah dibeli dan dibuat oleh pihak pembeli. 

Baca juga: Manajemen Keuangan : Pengertian, Fungsi, Dan Tips Mengelola

d. Cek 

Cek merupakan surat atau dokumen yang berisi ajuan tanpa syarat dari nasabah suatu bank untuk mencairkan sejumlah uang yang tertulis di dalam cek kepada pihak bank ke pembaca cek. 

e. Rekening koran 

Rekening koran ialah rangkuman persetujuan jual beli dalam bidang finansial karena telah melakukan aktivitas ekonomi pada rekening bank yang dimilikinya. 

ilustrasi memo (sumber: pexels)

f. Bilyet giro 

Bukti persetujuan jenis ini berbentuk perintah pada pihak bank sebagai penyedia jasa penyimpanan sejumlah nilai untuk memindahkan sejumlah dana tertentu pada rekening tujuan. 

g. Bukti setoran bank 

Ketika seseorang melakukan setoran pada suatu bank akan dikeluarkan juga bukti. Bukti ini disebut sebagai bukti setoran bank. Bukti setoran bank ini juga digunakan sebagai alat bukti pada nasabah bahwa telah dilakukan penyetoran sejumlah uang pada rekening yang dituju. 

h. Bukti kas masuk dan keluar 

Dalam proses pelaksanaan bisnis, diperlukan adanya bukti dana yang diterima disertai dengan dokumen tertentu. Bukti ini disebut sebagai bukti kas masuk. Adapun bukti kas keluar yang digunakan sebagai bukti telah terjadi persetujuan keluar kas beserta dokumen tertentu. 

i. Bukti memorandum 

Bukti memorandum merupakan bukti yang diterbitkan oleh pimpinan suatu perusahaan sebagai catatan atas kejadian yang terjadi di dalam perusahaan. Biasanya, bukti ini dibuat di akhir periode. Contoh dari bukti memorandum, seperti memo untuk menulis insentif karyawan yang perlu dibayar. 

Demikian paparan mengenai transaksi. Untuk menambah pengetahuan Anda mengenai transaksi atau aktivitas ekonomi lainnya, kunjungi tautan ini. Selain menambah pengetahuan, Anda juga dapat menambah hard skill dengan mendaftarkan diri pada tautan ini

Selamat menambah ilmu! 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *